Berikut ini 10 adab ziarah kubur yang sangat penting diperhatikan saat ziarah, seperti ziarah pada momentum lebaran Idul Fitri.
Setiap perbuatan dan aktivitas manusia yang bersifat duniawi seringkali membuatnya lupa pada akhiratnya. Terlalu sibuk dengan urusan dunia terkadang menjadikan jiwa seseorang kosong dan hampa dari nilai-nilai spiritual. Jiwa yang sejatinya herus lebih mementingkan bekal abadinya menuju akhirat, justru terabaikan oleh dunia yang bersifat sementara.
Pada saat seperti ini, setiap manusia membutuhkan mediator dan sarana yang bisa memberikan peluang bagi jiwanya untuk kembali mengingat akhirat, dan mengesampingkan dunia untuk sementara waktu, agar hatinya bisa lebih dekat dengan Tuhannya. Nah, salah satu rutinitas yang diajarkan dalam Islam untuk menanggulangi hal ini adalah dengan melakukan ziarah, khususnya di hari raya sebagaimana yang sudah menjadi tradisi di Indonesia.
Ziarah merupakan anjuran dalam Islam. Sebab, dengan berziarah seseorang akan meraih banyak manfaat, yaitu (1) manfaat untuk dirinya; dan (2) manfaat untuk orang yang diziarahi.
Manfaat untuk dirinya adalah pahala yang diberikan oleh Allah dengan bacaan-bacaan yang ia baca, dan timbulnya renungan akan akhirat, sehingga bisa meningkatkan semangat takwa kepada-Nya. Sedangkan manfaat untuk orang yang diziarahi adalah mereka bisa diangkat derajatnya, diringankan siksanya, disebabkan bacaan yang dihadiahkan kepada mereka.
Sebagaimana ziarah pada umumnya, ziarah di hari raya idul fitri memiliki etika-etika yang harus dipenuhi oleh orang yang berziarah (az-zair). Etika tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar manfaat-manfaat di balik adanya ziarah berhasil didapatkan.
Adab Ziarah saat Lebaran
Syekh Dr Musthafa Al-Khin, Syekh Musthafa Al-Bugha, danb Syekh Ali Asy-Syarbaji dalam kitab karya mereka mengatakan bahwa terdapat adab-adab atau etika-etika yang harus dilakukan oleh peziarah sebagai berikut.
1. Mengucapkan Salam
mengucapkan salam ketika sudah sampai pada tempat pemakaman, dengan mengatakan:
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ
Assalamu’alaikum dâra qaumin mu’minina wa innâ insyaAllahu bikum lâhikuna.
Artinya, “‘Semoga keselamatan terlimpah untuk kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insyaAllah kami akan bertemu kalian”.
2. Membaca Al-Quran
Setelah membaca salam, etika selanjutnya adalah membaca Al-Qur’an untuk dihadiahkan pahalanya kepada orang-orang yang sudah meninggal. Syekh Dr Musthafa Al-Khin, dkk, dalam karyanya mengatakan:
آداب زيارة القبور: إذا دخل الزائر المقبرة، ندب له أن يسلم على الموتى، وليقرأ عندهم ما تيسر من القرآن، فإن الرحمة تنزل حيث يُقرأ القرآن، ثم ليدع لهم عقب القراءة، وليهدِ مثل ثواب تلاوته لأرواحهم، فإن الدعاء مرجو الإِجابة، وإذا استجيب الدعاء استفاد الميت من ثواب القراءة
Artinya, “Termasuk adab-adab siarah kubur: jika peziarah masuk ke dalam tempat pemakaman, maka disunnahkan baginya untuk mengucapkan salam kepada orang-orang yang sudah meninggal (dengan lafal salam seperti yang sudah tertulis di atas). Kemudian membaca apa yang bisa dibaca dari Al-Qur’an, karena rahmat akan turun ketika dibacakan Al-Qur’an.
3. Mendoakan
Selanjutnya mendoakan mereka setelah membaca Al-Qur’an, dan hendaknya menghadiahkan pahala bacaannya kepada arwah-arwah mereka, karena doa bisa diharapkan diterima oleh Allah, dan jika diterima, maka orang yang meninggal bisa mendapatkan faidah dari pahala bacaan tersebut.” (Musthafa Al-Khin, dkk, Al-Fiqhul Manhaji ‘ala Mazhabil Imam As-Syafi’i, [Damaskus, Darul Qalam: 1992], juz I, halaman 266).
Senada dengan pendapat di atas, Kementrian Wakaf dan Urusan Keislaman dalam Al-Mausu’atul Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah mengatakan bahwa adab-adab bagi orang yang hendak berziarah adalah dengan mengucapkan salam terlebuh dahulu, kemudian memintakan ampunan bagi mereka kepada Allah swt. (Kementrian Wakaf dan Urusan Keislaman, Al-Mausu’atul Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, [Kuwait: Dar As-Shafwah: 1984], juz IV, halaman 41).
Sedangkan menurut Syekh Ahmad At-Thahthawi dalam salah satu karyanya mengatakan bahwa adab-adab ziarah kubur ada 7 macam:
- niat mengobati hati dari cinta dunia untuk kembali mengingat akhirat;
- bertujuan karena Allah semata;
- tidak lewat atau duduk di atas kuburan;
- mengucapkan salam kepada ahli kubur;
- peziarah duduk berhadapan dengan wajah orang yang meninggal (ada di barat kuburan);
- merenung atas orang-orang yang sudah berada dalam kubur; dan
- tidak membahas hal-hal dunia ketika ziarah. (Ahmad At-Thahthawi, Fathul Ghafur, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 77-78).
Demikian penjelasan tentang adab-adab ziarah di hari raya Idul fitri. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi penyebab diampuninya dosa-dosa dan dosa umat Islam yang mendahului kita semua, amin. Wallahu a’lam.
Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://islam.nu.or.id/syariah/10-adab-ziarah-kuburan-saat-lebaran-MERs0