5 Hal yang Harus Dilakukan untuk Menyambut Murid Baru

Pendidikan adalah salah satu elemen terpenting dalam kehidupan manusia. Sejak kecil, kita sudah terbiasa dengan lingkungan pendidikan yang diberikan oleh orang tua, mulai dari pendidikan dasar seperti belajar merangkak, berdiri, berlari, berbicara, hingga belajar membaca dan menulis.

 

Dalam perkembangannya, anak kemudian akan mulai dilepas oleh orang tua untuk dimasukkan ke dalam lembaga pendidikan tertentu guna menunjang pengetahuan serta kepribadian sang anak.

Pembelajaran-pembelajaran tersebut tak lain bertujuan untuk membuat pondasi yang kokoh bagi anak agar kemudian memiliki daya pengetahuan dan moral yang baik, yang dapat menjadi pegangan untuk mengarungi kehidupan.

Sebagai lembaga yang dipercaya untuk mendidik anak oleh orang tua, madrasah atau sekolah tentunya mengemban tanggung jawab baik secara moril maupun pengajaran siswa-siswanya di sekolah. Terlebih bagi murid baru yang baru pertama kali menginjakkan kakinya ke dalam lingkungan baru tempat ia belajar. Oleh karenanya, sangat penting untuk membuat kesan baik kepada murid baru terhadap lingkungan belajar, agar kemudian siswa dapat memperoleh pembelajaran dengan baik dan hasil yang maksimal.

Berikut adalah di antara hal yang baik dilakukan untuk menyambut murid baru di sekolah:

1. Menempatkan dan Mengenalkan pada Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar memiliki peran yang cukup signifikan terhadap proses pembelajaran murid. Lingkungan sekolah meliputi semua komponen atau bagian yang berada di dalam sekolah, yang kesemuanya mempengaruhi dan membantu proses pendidikan. 

Oleh karenanya, sangat penting di awal untuk mengenalkan kepada murid baru, tempat yang akan digunakannya untuk menangkap pembelajaran. Jangan sampai, sekolah yang harusnya menjadi tempat belajar bagi siswa, malah hanya dijadikan tempat menghabiskan waktu dan tidak memperoleh ilmu.

Urgensi pentingnya lingkungan yang baik untuk belajar, dicerminkan dalam sebuah hadits nabi yang menjelaskan bahwa nabi Muhammad lebih memilih duduk bersama orang-orang yang sedang melakukan proses belajar mengajar dibandingkan duduk dengan orang-orang yang hanya berdoa dan membaca Al-Qur’an. Ini membuktikan pentingnya mengenalkan dan menempatkan anak pada lingkungan di mana ia belajar.

 عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم من بعض حجره فدخل المسجد فإذا هو بحلقتين: إحداهما: يقرءون القرآن ويدعون الله، والأخرى يتعلمون ويعلمون، فقال النبي صلى الله عليه وسلم كل على خير؛ هؤلاء يقرءون القرآن ويدعون الله، فإن شاء أعطاهم وإن شاء منعهم، وهؤلاء يتعلمون ويعلمون، وإنما بعثت معلماً فجلس معهم

Artinya: “Dari Abdullah bin Amr ra, pada satu waktu, Rasulullah saw keluar dari sebagian kamarnya dan memasuki masjid. Pada saat itu terdapat dua golongan: yang pertama mereka yang membaca Al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, golongan yang kedua sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Nabi Muhammad saw bersabda: “Keduanya dalam keadaan yang baik, golongan pertama mereka membaca Al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, jika Allah menghendaki, Ia akan memberikannya atau menahannya. Sedangkan golongan yang kedua, mereka belajar dan mengajar, sungguh aku diutus sebagai pengajar”. Kemudian Nabi duduk bersama mereka”. (HR. Ibnu Majah).

2. Memberikan Kesan Pertama yang Baik

Di antara hal yang bisa dilakukan untuk menyambut murid baru ialah memberikan kesan pertama yang baik terhadap belajar. Kesan pertama terhadap belajar memiliki peran krusial bagi perkembangan pendidikan seorang murid. Oleh karenanya, alangkah baiknya bagi guru atau tenaga pengajar lainnya untuk memberikan kesan pertama yang baik kepada murid baru agar mereka aktif dan tertarik untuk belajar.

Kesan pertama yang baik di antaranya dapat dilakukan dengan membangun kedekatan emosional kepada murid baru agar kemudian dapat menerima pembelajaran dengan baik. Namun, jangan sampai cenderung kepada salah satu murid hingga mengabaikan yang lainnya. Sebab itu akan menimbulkan rasa iri bagi sebagian murid dan ditakutkan berujung pada perpecahan.

Menurut Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah, Rasulullah saw sebagai pengajar sangat menjaga dari terjadinya perpecahan di antara para murid. Nabi Muhammad saw akan menjelaskan pada setiap muridnya sesuai dengan tingkat pemahaman murid, menjaga hati orang-orang yang masih pemula dalam belajar dan mengajarkan sesuai tingkatannya, serta menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan yang diperlukan dan kondisi penanya. (Abdul Fattah Abu Ghuddah, Ar-Rasulul Mu’allim wa Asalibuhu fit Ta’alim, [Beirut, Darul Basyair Al-Islamiyah, 1996 M], hal 81).

3. Memotivasi untuk Giat Belajar

Peran selanjutnya yang dapat dilakukan sebagai guru terhadap murid baru ialah peran memotivasi untuk selalu giat belajar. Memberikan motivasi di awal dapat menjadikan seorang murid tertarik pada belajar dan keilmuan. 

Motivasi dapat dilakukan dengan menceritakan perjalanan-perjalanan orang-orang yang sukses seperti perjalanan ulama, cendekiawan pendahulu dalam mencari ilmu, bagaimana keutamaan ilmu, keutamaan belajar. Menanamkan pada diri murid bahwa mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap manusia dan orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah ta’ala.

4. Memberikan Pengajaran Secara Bertahap

Di antara etika selanjutnya yang hendaknya dilakukan bagi guru untuk murid baru ialah memberikan pengajaran secara bertahap. Sebab tidak semua murid terlebih murid baru memiliki daya tangkap yang cepat dalam belajar. Pembelajaran yang dilakukan secara bertahap diharapkan agar dapat bisa diserap dan mengakomodir semua murid yang ada.

Hal ini juga dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dalam mengajar. Menurut Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah, Nabi Muhammad saw selalu menjaga dalam mengajar dengan melakukannya secara bertahap. Nabi Muhammad akan mendahulukan mengajarkan yang paling penting dan tingkatan selanjutnya, sedikit demi sedikit agar dapat diterima dan dipahami dengan baik. (Abdul Fattah Abu Ghuddah, hal 77)

5. Menjadi Teladan yang Baik

Etika selanjutnya yang dapat dilakukan oleh seorang guru terhadap murid baru ialah menjadi contoh dan suri tauladan yang baik dalam berperilaku. Perilaku yang baik yang dilakukan oleh guru dapat menjadi sumber pengetahuan sekaligus contoh yang baik bagi seorang murid. Dan juga perilaku yang baik dapat lebih mengena dan tertanam di dalam hati para murid dibandingkan hanya sekedar pembelajaran di kelas. 

Teladan yang juga dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dalam mengajar adalah tidak hanya mengajar secara materi melainkan juga mencontohkannya dengan perilaku di kehidupan sehari-hari.

Allah ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab: 21).

  

Kesimpulannya, pendidikan dan pengajaran memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Orang tua sebagai pendidik utama dan lembaga pendidikan yang dipasrahkan tanggung jawab memiliki peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran seorang murid. Perlu adanya kolaborasi di antara keduanya untuk mendapatkan hasil yang baik. 


https://jatim.nu.or.id/rehat/5-hal-yang-harus-dilakukan-untuk-menyambut-murid-baru-Lmoy0

Author: Zant