Jombang, NU Online
Ketua Majelis Masyayikh Pesantren, KH Abdul Ghaffar Rozin atau Gus Rozin menyampaikan 5 titik kesamaan antara KH Sahal Mahfudz dan KH M Djamaluddin Ahmad.
Hal ini disampaikannya saat bedah buku Bunga Rampai Memoar Abah Djamal di lantai 2 Auditorium Institut Agama Islam (IAI) Bani Fattah Jombang, Kamis (9/2/2023).
“Titik perjumpaan sebenarnya tidak ada, karena memang satu garis perjuangan, satu nafas. Tidak ada beda. Namun, karena temanya bahas titik kesamaan maka kita bahas lima hal,” jelasnya.
Adapun 5 persamaan tersebut menurut Gus Rozin adalah
1. Sama-sama sosok kiai yang faqihan wa sufian
Kedua tokoh, sebut Gus Rozin berhasil membawa fiqih dan tasawuf keluar dari ‘kungkungan’ keilmuan sempit, dan membawa kedua ilmu tersebut pada ranah praktis, sebagai tools of social engineering.
“Sehingga pada akhirnya fiqh sosial yang digagas oleh Abah Sahal dan tasawuf sosial yang digagas oleh Abah Djamal merupakan instrumen yang beriringan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt,” kata Gus Rozin.
Gus Rozin merasa sangat beruntung berada di antara dua tokoh besar yaitu KH Sahal Mahfudz dan KH M Djamaluddin Ahmad.
Orang mengenal KH Djamaluddin Ahmad sufian wa faqihan dan KH Sahal Mahfudz dikenal faqihan wa sufian. “Sebenarnya keduanya sama saja. KH Sahal Mahfudz juga ikut tarekat seperti KH Djamaluddin,” katanya.
2. KH Sahal Mahfudz dan KH M Djamaluddin Ahmad sama-sama memilih tetap mengabdi di ranah keilmuan
3. Ngemong masyarakat banyak, merawat murid dan wali murid
Persamaan dalam hal ini dibuktikan oleh KH Sahal Mahfudz mengabdi di Pesantren Kajen Pati dan KH M Djamaluddin di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. Namun, KH Sahal sering ke Bahrul Ulum, karena sama-sama menantu dari KH Abdul Fattah Hasyim.
“Perbedaannya KH Djamaluddin dikenal ngemong masyarakat secara kultural lewat kajian rutin Al-Hikam dan KH Sahal secara struktural lewat Nahdlatul Ulama serta MUI,” ungkap Gus Rozin.
4. Sifat sama-sama pembelajar sejati sepanjang hayat
Dalam hal ini bahkan sosok KH Sahal hingga akhir hayatnya meskipun sudah sakit-sakitan masih suka membaca. Sementara Kiai Djamal juga begitu, selalu menyediakan waktu untuk muthalaah, merangkum hasil bacaan, dan menulis buku.
“Kiai Djamal kemana-mana selalu membawa buku kecil dan pena. Ketika mendengarkan seseorang bicara dalam satu forum, KH Djamaluddin langsung menulisnya. Tidak pandang itu siapa,” beber Gus Rozin.
5. Sama-sama menemukan jalan spiritual lewat dan ilmu masing-masing
Menurut Gus Rozin, KH Djamaluddin Ahmad mengenalkan tasawuf sosial. KH Sahal mengenalkan fiqh sosial.
Rektor IAI BAFA Dr KH Abdul Holik Hasan menambahkan sosok KH M Djamaluddin Ahmad merupakan pendiri Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin, Al-Amanah Bahrul Ulum, Mardiyah Bahrul Ulum, Ikhlas Bahrul Ulum, Panti asuhan Al-Fattah Tambakberas Jombang.
KH M Djamaluddin Ahmad juga merupakan inisiator berdirinya IAIBAFA Tambakberas sekitar tahun 2008.
IAIBAFA didirikan sebagai bentuk keinginan KH M Djamaluddin Ahmad mendidik santri hingga bangku kuliah dan selanjutnya siap mengabdi di masyarakat.
“Saat itu Abah Kiai Djamal memanggil kita anak-anaknya, beliau menyampaikan kegelisahannya yang sudah mendidik santri dari kecil, tapi ketika kuliah malah akidahnya melenceng,” tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.