6243. Masuk syurga karena amal atau karena rahmat Allah ?

PERTANYAAN :

Assalamualaikum, bagaimana cara mengumpulkan dan mencocokkan dari ayat dan hadits di bawah ini ? Ayat nya :
ﺍﺩْﺧُﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺑِﻤَﺎ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ 
Haditsnya :
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ” ﻟَﻦْ ﻳُﺪْﺧِﻞَ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ” ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻭَﻻ ﺃَﻧْﺖَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ” ﻭَﻻ ﺃﻧﺎ ,ﺇِﻻ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻐَﻤَّﺪَﻧِﻲ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻠِﻪِ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺘِﻪِ “
Wasslamualaikum. [Cahaya Cahaya].

JAWABAN :

Wa alaikumus salaam. Cara mengumpulkan dan mencocokkannya dengan dilihat dari segi syari’at dan hakikat. Pada ayat tersebut dilihat dari segi syari’at sedangkan yang haditsnya dilihat dari segi hakikat. Ini sebagaimana penjelasan di kitab Iqodzul Himam Syarah Hikam :
Telah menyulitkan atas orang yang utama mengenai firman Allah subhanahu wa ta’ala :
(…. ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ)
artinya : “masuklah kalian ke dalam surga dengan apa yang kalian perbuat”. [Surat An-Nahl 32].
Dengan sabda Kanjeng gusti nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam :
لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ أَحَدُكُمْ بِعَمَلِهِ
Artinya : “kalian tidak akan masuk surga dengan sebab perbuatannya.”
→ Jawaban :
Bahwa Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah (Al-Hadits) datang – menjelaskan – antara syari’at dan hakikat atau antara tasyri’ dan tahqi’. Terkadang keduanya menjelaskan tentang syariat dan menjelaskan tentang haqiqat mengenai sesuatu hal. Dan terkadang menjelaskan mengenai haqiqat dalam satu tempat dan menjelaskan syariat dalam tempat yang lain. Terkadang pula Al-Qur’an menjelaskan tentang syariat dan As-Sunnah menjelaskan haqiqatnya. Dan terkadang As-Sunnah menjelaskan syariat dalam satu tempat dan Al-Qur’an menjelaskan tentang haqiqatnya.
Maka Kanjeng Gusti Rasul menjelaskan terhadap firman Allah subhanahu wa ta’ala :
( ….. وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ ….. )
Artinya : “dan kami menurunkan Adz-Dzikro (Al-Qur’an) agar kamu menjelaskan pada manusia terhadap apa yang diturunkan kepada mereka.” [Surat An-Nahl 44].
maka firman Allah subhanahu wa ta’ala :
أدخلوا الجنة بما كنتم تعملون
adalah tasyri’ bagi ahli hikmah mereka adalah ahli syariat. Dan sabda Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam :
لن يدخل أحدكم الجنة بعمله
ini adalah tahqiq bagi ahli qudroh mereka adalah ahli haqiqat. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
(وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ ….. )
Artinya : “Tidaklah mereka berkehendak kecuali Allah menghendaki.” [Surat Al-Insan 30].
adalah penjelasan haqiqat. Dan sabda Kanjeng nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam :
إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِحَسَنَةٍ كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةٌ
Artinya : “Ketika salah satu dari kalian menyengaja/berkehendak sebuah kebaikan maka ditulis satu kebaikan.”
adalah penjelasan syariat. Dan kesimpulannya Al-Qur’an di-qoyyidi (dijelaskan) oleh As-Sunnah dan As-Sunnah diqoyyidi Al-Qur’an. Maka yang wajib atas manusia adalah punya dua mata (pandangan) yang satu/salah satunya untuk memandang/merenungkan pada sisi haqiqatnya dan yang lain untuk memandang/merenungkan pada sisi syariat.
Ketika ditemukan di dalam Al-Quran menjelaskan tentang syariat dalam satu tempat maka pasti dijelaskan tentang haqiqat dalam tempat yang lain atau As-Sunnah menjelaskan tentang haqiqatnya. Ketika di dalam As-Sunnah menjelaskan tentang syariat dalam satu tempat maka pasti dijelaskan tentang haqiqatnya dalam satu tempat atau Al-Qur’an menjelaskan tentang haqiqatnya.
Dan ini ada jawaban yang lain :
Sesungguhnya Allah ketika menyeru/memanggil manusia untuk bertauhid dan taat bahwa sesungguhnya mereka tidak masuk surga tanpa keinginan maka Allah menjanjikan balasan-balasan atas amal. Maka ketika manusia memantapkan/mengokohkan diri dalam Islam maka nabi Muhammad alaihi salam mengeluarkan mereka dari keraguan itu dan meningkatkan mereka terhadap derajat ikhlas dalam menghambakan diri/beribadah dan menjelaskan haqiqat dari maqom/derajat ikhlas dan bersabda kepada mereka :
لن يدخل أحدكم الجنة بعمله
“Tidak akan masuk surga salah satu dari kalian sebab perbuatannya.”
Wallohu ta’ala a’lam. [Nur Hamzah, Maafin Saya].
Referensi :
– kitab Iqodzul Himam Syarah Hikam hal 12-13 :
اشكل على بعض الفضلاء قوله تعالى ادخلوا الجنة بما كنتم تعملون مع قوله صلى الله عليه وسلم لن يدخل أحدكم الجنة بعمله الحديث
والجواب أن الكتاب والسنة وردا بين شريعة وحقيقة أو تقول بين تشريع وتحقيق فقد يشرعان في موضع ويحققان في آخر في ذلك الشيء بعينه
وقد يحققان في موضع ويشرعان فيه في آخر وقد يشرع القرآن في موضع وتحققه السنة وقد تشرع السنة في موضع ويحققه القرآن
فالرسول عليه السلام مبين لما أنزل الله قال تعالى ” وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم
فقوله تعالى ادخلوا الجنة بما كنتم تعلمون هذا تشريع لأهل الحكمة وهم أهل الشريعة
وقوله صلى الله عليه وسلم لن يدخل أحدكم الجنة بعمله هذا تحقيق لأهل القدرة وهم أهل الحقيقة
كما أن قوله تعالى وما تشاؤن إلا أن يشاء الله تحقيق
وقوله صلى الله عليه وسلم إذا هم أحدكم بحسنة كتبت له حسنة تشريع
والحاصل أن القرآن تقيده السنة والسنة يقيدها القرآن فالواجب على الإنسان أن تكون له عينان أحداهما تنظر إلى الحقيقة والأخرى تنظر إلى الشريعة
فإذا وجد القرآن قد شرع في موضع فلا بد أن يكون قد حقق في موضع آخر أو تحققه السنة
وأذا وجد السنة قد شرعت في موضع فلا بد أن تكون قد حققت في موضع آخر أو حققها القرآن ولا تعارض حينئذ بين الآية والحديث ولا أشكال
وهنا جواب آخر وهو أن الله تعالى لما دعا الناس إلى التوحيد والطاعة على أنهم لا يدخلون فيه من غير طمع فوعدهم بالجزاء على العمل فلما رسخت أقدامهم في الإسلام أخرجهم عليه السلام من ذلك الحرف ورقاهم إلى إخلاص العبودية والتحقق بمقام الأخلاص فقال لهم لن يدخل أحدكم الجنة بعمله والله تعالى أعلم

LINK ASAL :
https://www.facebook.com/groups/piss.ktb/posts/1345326935490111/https://www.piss-ktb.com/2024/05/6243.html

Author: Zant