Kabupaten Bogor, NU Online Jabar
Dalam rangka menjaga dan merawat tradisi Nahdlatul Ulama (NU), Ranting Istimewa Nahdlatul Ulama Rawabaru Indah (RINU-RI) Bojonggede bersama Ranting Muslimat NU Desa Rawapanjang melaksanakan kegiatan Ruwahan Massal dan Khotmil Qur’an yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Putra-Putri Nurus Shodikin Desa Rawapanjang kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor, Ahad (5/3/2023).
Selain dihadiri para pengurus RINU-RI Bojonggede dan Muslimat NU Rawa panjang hadir juga Ketua PAC Muslimat NU Kecamatan Bojonggede Hj Sumiyati dan jajaranya, ranting sekitar Rawapanjang, seperti PRNU Pabuaran, PRNU Bojongbaru, beberapa santri putra dan putri Pon-Pes Nurushodikin serta masyarakat sekitar.
Acara yang dibuka dengan pembacaan Maulid oleh Tim Hadlroh, Tawasul dan khotmil Quran secara berjamaah, berlangsung secara khidmah dan penuh kekhusyuan. Tema “Menjaga dan Merawat tradisi Ukhuwah Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nadliyyah” dipilih dengan tujuan mensyiarkan dan mengawal tradisi positif dari ulama NU terdahulu serta sebagai wahana mempererat tali persaudaraan antar anggota, pengurus melalui doa bersama.
Ketua RINU-RI ustadz Zainal Abidin memaparkan bahwa salah satu khidmah NU adalah merawat dan menjaga tradisi yang baik yang telah ditanamkan para ulama, dengan prinsip al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni ‘Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik’.
“Secara harfiah berarti Sya’ban ialah bulan penghubung dari dua bulan yang mulia, bulan yang penuh ampunan, kemuliaan, kebaikan, serta penuh cahaya untuk membersihkan hati supaya kita siap menyambut bulan suci Ramadhan,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Rais Syuriyah RINU-RI Abah Aluwih HN menegaskan, semua tradisi yang ditorehkan oleh ulama dan diajarkan dalam kurikulum NU semua menjadi uswah hasanah yang harus kita ikuti sebagai jama’ah an-Nadliyah, semua itu ada dalam tuntunan syariat Islam, maka jangan ragu-ragu, semua tradisi amaliah patut untuk dijaga dan dirawat,” tandasnya.
Ustadz Ahmad Sya’roni, dalam ceramahnya pun mempertegas bahwa kegiatan mengirimkan doa kepada orang-orang yang telah meninggal, ruwahan lanjutnya termasuk ke dalam bid’ah khasanah yang menjadi tradisi NU yang perlu dilestarikan karena di dalamnya penuh kebaikan dan keberkahan.
“Penghormatan kepada sosok guru pun juga penting, terlebih mendoakan guru yang sudah meninggal merupakan upaya merawat dan menjaga kehormatan santri atas jasa gurunya,” tuturnya.
Acara ditutup dengan doa oleh Kong Haji Sarmili selaku Wakil Syuriyah dan dilanjutkan dengan kegiatan Ramah tamah.
Pewarta: Hakim Hasan
Editor: Agung Gumelar