Boyolali, NU Online Jateng
Ustadz dan (wali) santri Madrasah Diniyah (Madin) Tahfidhul Qur’an Dusun Suruhan, Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali mengisi bulan Sya’ban dengan ziarah ke makam buyut KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Simbah Kiai Abdul Wahid, di Desa Tingkir, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga pada Ahad (5/3/2023).
Kepala Madin Tahfidhul Qur’an Kiai Sholikin mengatakan, kegiatan ziarah sebagai bentuk kecintaan kita kepada leluhur, lebih-lebih sesepuh atau simbah dan buyut pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.
“Ziarah ini kita niatkan mendoakan simbah Kiai Abdul Wahid dan meneladani kiprah atau perjuangannya dalam menyiarkan Islam. Kiai Abdul Wahid adalah yang melahirkan Kiai Asyari, KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahid Hasyim dan kemudian Gus Dur,” ujarnya.
Dalam kesempatan ziarah, Kiai Sholikin mengajak wali beserta santri untuk semakin meningkatkan membimbing anak-anaknya serta lebih bersungguh-sungguh mengawasi mereka agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah.
“Saat ini anak-anak usia sekolah dasar, SMP, maupun SMA banyak yang mengonsumsi minuman keras dan bahkan ada yang main judi online, seperti slot dan lainnya,” terangnya.
Dijelaskan, dengan kesungguhan belajar baik di madin maupun di pesantren, setidaknya mengurangi waktu bermain handphone dan membuang waktu percuma. “Usai ziarah, dilanjutkan ke sejumlah taman bermain di Salatiga. Ini agar santri gembira dan lebih nyaman dalam belajar (ngaji) di madin nantinya,” ungkapnya.
Metode ziarah dan meneladani kiai atau waliyullah juga diterapkan pengunjung makam Kiai Abdul Wahid dari SDN 3 Cukilan, Kecamatan Suruh. Salah satu murid SDN 3 Cukilan, Risky yang baru turun dari bukit makam, dengan raut muka gembira, menyatakan senang berziarah bersama teman-teman yang didampingi guru-gurunya.
“Saya sangat senang bisa berziarah dan sekilas tentang Mbah Kiai Abdul Wahid. Semoga dalam kesempatan lain kami bisa berziarah lagi ke sini,” pungkasnya.
Pengirim: Siswanto AR