Oleh: Dr. KH. Rofiq Mahfudz, M.Si
(Wakil Sekretaris PWNU Jawa Tengah)
Cuilan kalimat pendek kecil tetapi memiliki makna yang besar hanya dimiliki oleh pemimpin besar dunia. pidato pertama Yaqut Cholil Choumas pada saat ditetapkan sebagai Menteri Agama di Istana Presiden menurut saya tidak kalah menarik dengan pidatonya Abraham Lincoln di Gettysburg mengenai gagasan pemerintah demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat.
Dilantik sebagai Menteri Agama diusianya yang sangat muda, Gus Yaqut langsung bekerja dengan pernyataan yang mengagetkan sekaligus mencerdaskan, “Agama harus menjadi inspirasi bukan aspirasi”.
Tentu sebuah pernyataan yang ditunggu-tunggu oleh umat manusia, lebih khusus umat beragama di Indonesia. Setidaknya pernyataan ini sebagai jawaban bagi seruan GP Ansor pada the Global Unity Forum yang pertama pada tanggal 11 mei 2016 di Jakarta, untuk “menghentikan permusuhan antar agama dan mengkontekstualisasikan elemen-elemen keagamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membenarkanya”
Gayung bersambut dengan “Seruan Nusantara” juga disampaikan oleh GP Ansor dalam the Global Unity Forum yang kedua pada 25 Oktober 2018 di Yogyakarta, untuk “Membangun konsesus global guna mencegah dijadikannya Islam sebagai senjata politik baik oleh muslim maupun non muslim, dan memupus maraknya kebencian komunal atas nama agama.
Menghadapi tahun politik, perlu waspada
Sekarang, genderang sudah di tabuh pertanda sudah masuk tahun politik. Belajar dari pengalaman sebelumnya agama menjadi instrument kepentingan untuk ditarik-tarik kembali dalam arena politik, bagi yang berkepentingan tidak hanya agama, jika Tuhan bisa ditarik-tarik, mengapa tidak ?
Sebelum ada partai politik para fir’aun dimesir mengaku dirinya sebagai Tuhan untuk mengkokohkan kekuasanya sebagai raja, Konstatinus mengklaim dirinya sebagai raja kesayangan Allah (Kristen), Dinasti Jin di China juga mengklaim mendapat mandat dari langit, Umayyah-Abassiyah dengan konsep qadha-qadar, dlsb.
Setelah munculnya partai politik, partai agama di dunia laku keras dan sukses merebut kekuasaan. Partai-partai Agama didunia, saya sebut saja ;
Partai Kristen ; di Argentina, Australia, Belgia, Belanda, Brazil, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia
Partai Islam ; di Aljazair, Indonesia, Malaysia, Mesir, Pakistan, Tunisia, Turki.
Partai Katolik ; di Jerman, Belgia, Belanda, Polandia, Italia.
Partai Hindu ; di India (Partai Bharatiya Janata)
Agama dan Politik ?
Mahmud Syaltut mengatakan agama adalah ketetapan-ketetapan Ilahi yang diwahyuhkan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia. Dengan demikian agama selalu memuat tentang keindahan, kebaikan, dan kebenaran. Sementara politik menurut Harold D. Laswell mendifinisikan politik itu adalah masalah siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana.
Walhasil, Agama apapun memilik misi (nilai) kemanusiaan, sementara politik memiliki misi kekuasaan
GP Ansor, tetap menjadi Garda Terdepan untuk kemanusiaan
SELAMAT HARLAH GP ANSOR KE-89, DIGDAYA GP ANSOR, DIGDAYA INDONESIA