Jakarta, NU Online
Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, menjelaskan bahwa memiliki harapan untuk mendapatkan jodoh terbaik dimulai dari membenahi diri sendiri.
“Kalau kita mau jodoh yang baik nggak usah jauh-jauh cari ke mana, tapi carilah itu di diri kita sendiri,” kata Ning Imaz dalam tayangan Tips Mendapatkan Pasangan yang Baik, dikutip NU Online pada Senin (1/5/2023).
“Kebaikan yang bisa kita lakukan, bisa kita maksimalkan, itu terus kita gali, terus perbaiki diri. Nanti yakinlah Allah mendatangkan orang yang sesuai dengan frekuensi yang kita radiasikan,” jelasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Gus Rifqil Muslim Suyuti menambahkan, ungkapan soal jodoh seperti ‘Orang yang baik akan mendapatkan jodoh yang baik pula’ atau ungkapan-ungkapan jodoh lainnya yang menekankan bahwa jodoh adalah cerminan diri sendiri tertera dalam firman Allah Swt pada surat An-Nur ayat 26:
ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Artinya: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”
Namun, lanjut dia, sering kali penjelasan tersebut mendikotomikan kelompok-kelompok tertentu bahwa yang baik harus mendapatkan yang baik ataupun sebaliknya. Padahal, terang dia, dalam beberapa kasus justru orang baik mendapatkan yang tidak baik.
“Ada juga yang suaminya baik istrinya tidak baik contohnya Nabi Nuh dengan istrinya. Kenapa ini bisa terjadi, ada sebuah pengecualian,” papar Gus Rifqil.
“Setiap perkara pasti ada pengecualian-pengecualian,” Imbuhnya.
Maka itu, alumni Pascasarjana Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang itu menilai bahwa terdapat penjelasan yang luas terkait jodoh. Ada kalanya jodoh sebagai cerminan diri, ada kalanya sebagai pelengkap, dan ada kalanya sebagai cobaan.
“Itu qudratullah. Terkait rezeki jodoh mati ini memang sudah digariskan Allah swt. Jadi bagaimana kita mensyukurinya, kalaupun jodoh kita ndilalah sebagai pelengkap ataupun cerminan ini enak. Kalau jadi cobaan, jadikanlah ladang pahala,” tutup Gus Rifqil.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/nasional/mau-dapat-jodoh-yang-baik-begini-kata-ning-imaz-xsrGv