Boyolali, NU Online Jateng
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali Taufiqurrahman mengatakan, Madrasah Diniyah (Madin) adalah lembaga alternatif dan strategis di tengah era ketidakpastian. Madin sangat positif dan strategis dalam mengisi kema’rufan untuk mengimbangi kemungkaran.
“Apabila yang ma’ruf sedikit maka yang merajalela kemungkaran. Yang lebih mengkhawatirkan kalau yang mungkar dianggap ma’ruf,” katanya dalam Halal Bihalal dan Rapat Koordinasi Dewan Pengurus Cabang (DPC) Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Boyolali, Jumat (5/5/2023).
Menurutnya, penting sekali agar semua madrasah diniyah (madin) di Boyolali bergabung agar saling membatu dan menguatkan. “Harus ada akselerasi untuk semuanya, baik menata keanggotaan, kemampuan mengelola madin, termasuk dalam memanfaatkan perangkat digital dan media sosial untuk mendukung kegiatan organisasi,” ujarnya
Taufiqurrahman yang alumni UIN Walisongo itu menegaskan, kehadiran madin dan pesantren dibutuhkan di era sekarang. “Maka matangkan koordinasi dan administrasi untuk menghadapi era digital yang serba cepat. Bila ada insentif, itu bukan menjadi tujuan, namun efek dari pengabdian kita,” jelasnya.
Disampaikan, gedung madin atau TPQ juga harus dibangun yang baik untuk menunjang pembelajaran, kalau bisa lebih bagus dari rumah kita. “Karena madin menjadi saluran transmisi ilmu ulama yang wasathiyah (moderat),” terangnya.
Dirinya menambahkan, madin dan pesantren menjadi sumber generasi moderat. Santri madin dididik agar mumpuni secara agama tapi paham perkembangan zaman. “Banyak ulama kita di pesantren yang alim dan tahu (memadukan) esensi agama dan culture (budaya),” ungkapnya.
Sementara di antara indikator moderat menurutnya, pertama komitmen kebangsaan atau cinta tanah air. “Mengapa kita cinta tanah air? Karena kita sudah ditakdirkan lahir di sini. Maka, mari kita cintai dan jaga negeri ini,” ungkapnya.
Kedua lanjutnya, karena kita bisa beribadah di sini. Ketiga, toleran yakni membiarkan orang lain berbeda, jangan dipaksa sama, dan tidak mengganggu kesukaan orang lain. Keempat, anti kekerasan. Kelima, penghormatan terhadap budaya.
Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Boyolali Miftahul Huda kepada NU Online Jateng, Senin (8/5/2023) meminta kinerja pengurus Madin sendiri dipercepat. “Kita harus cepat dalam mengambil kesempatan. Data emis harus ditata, dikelola dengan baik karena sebagai persyaratan pemberian insentif, bantuan operasional, dan lainnya,” ujarnya.
Dikatakan, kendati Boyolali telah masuk tiga besar se-Jawa Tengah dalam pengelolaan emis, namun tetap harus ditingkatkan.
Pengirim: Siswanto AR