Penyakit adalah ujian dari Allah swt. Ternyata di balik sakit dan penyakit terkandung hikmah yang jarang diketahui orang. Bahkan hadits Nabi Muhammad saw menyebutkan, sakit dapat membersihkan dosa dan kesalahan. Ini adalah nikmat yang sering diabaikan dan tidak disadari orang. Rasulullah saw bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
Artinya: “Tidak ada seorang muslim yang ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya, melainkan dihapuskan oleh Allah ta’ala dosa-dosanya, seperti sebatang pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR Muslim).
Hadits ini mengajarkan bahwa kesalahan atau dosa seseorang yang tengah sakit dihapus Allah swt. Ini menjadi spirit bagi kita semua untuk tidak mengeluh terhadap penyakit yang diderita, dan menerima segala sesuatu yang telah digariskan Allah swt, dan ternyata dibalik penyakit ada hikmah yang terkandung di dalamnya.
Tentu kita berharap sehat wal afiat dan itu yang senantiasa Nabi ajarkan, dan selalu kita pinta kepada Allah swt dalam setiap doa dan munajat kita. Karena dengan sehat kita bisa bekerja dan beribadah secara maksimal. Namun perlu diingat sehat dan sakit keduanya adalah ujian dari Allah swt.
Ketika seorang muslim sakit, sangat dianjurkan untuk semaksimal mungkin ikhtiar lahir dan batin sekaligus agar penyakitnya disembuhkan, dan diangkat Allah swt. Secara lahir dia harus berobat ke dokter dan mentaati perintahnya. Dan secara batin dia harus mendekatkan diri kepada Allah swt diantaranya melalui dzikir. Karena Allah yang menurunkan dan menyembuhkan segala penyakit.
Di antara dzikir yang dapat diamalkan saat seorang hamba sakit adalah membaca kalimat:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minazzhalimin.
Artinya, “Tiada Tuhan selain Engkau, Allah. Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz bin Zainuddin Al-Malibari dalam kitabnya Irsyadul Ibad mengutip hadits Nabi Muhammad saw. Ia bersabda:
أيُّما مسلمٍ قال في مرضِه لا إلهَ إلَّا أنت سبحانك إنِّي كنتُ من الظَّالمين أربعين مرَّةً فمات في مرضِه ذلك أُعطِي له أجرَ شهيدٍ ، وإن برئ برئ وقد غُفِرت له جميعُ ذنوبِه
Artinya: “Siapa saja seorang muslim yang berdoa ketika sakitnya kalimat ”Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minazzhalimin” sebanyak 40 kali, lalu meninggal disebabkan sakitnya itu, maka baginya ganjaran mati sahid. Namun sekiranya dia sehat, sungguh diampuni baginya segala dosanya.” (HR Al-Hakim).
Hadits di atas menganjurkan bagi seorang muslim yang sedang sakit untuk berdoa, atau munajat kepada Allah swt selalu membaca kalimat yang menjadi amalan Nabi Yunus as saat ditelan ikan, yakni kalimat: “Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minazzhalimin” sebanyak 40 kali.
Jika orang yang sakit itu meninggal, maka ia akan dapat ganjaran mati sahid. Namun, jika ia sehat maka ia akan mendapatkan ganjaran berupa ampunan atas segala dosa-dosanya.
Ampunan atas segala dosa merupakan anugerah dari Allah swt yang tak terkira. Karena dosa adalah kotoran yang membuat hidup seseorang semrawut nan tersiksa. Karena dosa hidup sang pendosa jauh dari kedamaian dan ketentraman. Rizkinya sulit, malas bekerja dan beribadah. Juga karena dosa pula seseorang itu berbuat dosa, dan jauh dari Alah swt.
Dalam Kitab Irsyadul Ibad, Syekh Zainuddin Al-Malibari menyebut dzikir lain yang dapat diamalkan orang sakit, yaitu membaca surat Al-Ikhlas 100 kali. Nabi Muhammad saw bersabda:
من قرأ سورة قل هو الله أحد في مرضه الذي يموت فيه مائة مرة ، لم يفتن في قبره . وأمن من ضغطة القبر . وحمله الملائكة يوم القيامة بأجنحتها ، حتى يجيزونه من الصراط إلى الجنة
Artinya: “Barangsiapa membaca surat “Qul huwallaahu ahad” pada sakit yang membawa kepada kematiannya, niscaya dia tidak akan menghadapi fitnah dalam kuburnya, aman dari himpitan siksa kubur dan pada hari kiamat para Malaikat akan membawanya dengan sayap-sayapnya melalui titian shiratal mustaqim sampai ke dalam surga.” (HR At-Thabarani).
Hadits ini mengajarkan fadilah orang sakit membaca surat Al-Ikhlas. Jika seorang muslim saat terbaring sakit membaca surat al-Ikhlas 100 kali lalu meninggal, maka ia mendapat tiga keutamaan.
- Tidak akan menghadapi fitnah dalam kuburnya. Maksudnya, ia akan mendapatkan nikmat kubur dan dijauhkan dari siksa kubur.
- Aman dari himpitan siksa kubur, yakni diluaskan dan diterangi alam kuburnya.
- Di hari Kiamat malaikat akan membawanya meniti shirath untuk masuk ke dalam surga. Shirath adalah jembatan yang terbentang di atas Jahanam, lebih tajam daripada pedang dan lebih tipis daripada rambut. Orang sakit yang senantiasa membaca surat Al-Ikhlas akan dimudahkan meniti shirath.
Itulah dua dzikir andalan untuk orang sakit. Daripada mengeluh atau melamun yang tidak ada manfaatnya, lebih baik segera ambil tasbih atau gerakan jari-jemarinya membaca kalimat “Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minazzhalimin” 40 kali dan surat Al-Ikhlas 100 kali. Wallahu a’lam.
Ustadz Engkus Kusnandar, M.Ag, Pimpinan Ponpes Ummul Barahin Jatisawit-Kasokandel, dan Direktur Aswaja Center Majalengka.
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://islam.nu.or.id/doa/ini-dua-dzikir-andalan-untuk-orang-sakit-2SD6I