Jakarta, NU Online
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan H Mastuki mengatakan bahwa penting melibatkan organisasi kemasyarakatan (ormas) dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Pasalnya, dalam implementasi Kurikulum Merdeka tidak bisa dilakukan oleh satu elemen saja.
“Implementasi Kurikulum Merdeka tidak bisa dilakukan oleh guru saja. Ekosistem yang dibangun dalam kurikulum harus didukung elemen terkait,” katanya pada TOT Fasilitator Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan Pusdiklat Kementerian Agama RI di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Saat ini menurutnya, ada berbagai penilaian di tengah masyarakat dalam implementasi kurikulum merdeka. Perspektif positif melihat bahwa kurikulum yang dijalankan mampu menggerakkan elemen terkait sehingga implementasinya bisa berjalan baik.
“Ada keberhasilan yang ditunjukkan dengan bergeraknya secara simultan dan serempak elemen terkait. Tidak hanya ditimpahkan guru, tapi dukungan internal dan eksternal,” ungkapnya.
Fenomena kegamangan menurutnya terjadi jika elemen terkait seperti ormas keagamaan tidak mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Guru sebagai ujung tombak implementasi perlu dukungan internal berupa infrastruktur dan regulasi tepat.
Penggalangan dukungan eksternal yang luas juga perlu dilakukan seperti ormas keagamaan, pengambil kebijakan di daerah, dan perguruan tinggi. Dengan dukungan ini, maka diharapkan kurikulum merdeka bisa lebih maksimal dalam mencapai taget tujuannya.
“(Kurikulum Merdeka) Bukan hanya omong kosong. Bukan di atas kertas saja. Namun bisa dijalankan di lembaga pendidikan,” tegasnya.
Oleh karena pentingnya ormas, pihaknya tidak hanya melibatkan guru dalam pelatihan-pelatihan kurikulum merdeka. Namun mendatangkan pihak eksternal dari Ormas di antaranya Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan ormas yang memang intens dalam dunia pendidikan.
Mereka bersinergi dalam satu atmosfer pelatihan sehingga mampu mewujudkan kesamaan pandangan terkait implementasi Kurikulum Merdeka.
Selain melalui tatap muka langsung seperti yang digelar di Pusdiklat, Kementerian Agama juga melakukan implementasi Kurikulum Merdeka melalui MOOC (Massive Open Online Course) Pintar.
Saat ini sedang berjalan pelatihan tersebut yang diikuti oleh lebih dari 28 ribu peserta hingga 21 Mei 2023 mendatang. Pendaftaran pun terbuka bagi siapa saja yang berminat.
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2023 kemarin, Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas sendiri telah menegaskan bahwa madrasah siap menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Saya menyampaikan bahwa madrasah siap untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar,” ujar Menag di Surabaya (2/5/2023).
Sebagai payung hukum, Kemenag telah menerbitkan Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/nasional/implementasi-kurikulum-merdeka-penting-libatkan-ormas-lpaVg