Mengajak orang lain untuk melakukan kebajikan dan mencegah agar tidak melakukan keburukan (amar makruf nahi munkar) merupakan tindakan mulia meski terkadang dicibir dan dimaki oleh orang lain.
Dahulu, ketika Nabi Syuaib mengajak kaumnya agar tidak menyekutukan Allah dan menyeru agar mereka mau melakukan kebajikan dan menjauhi larangan-Nya, ternyata mendapatkan perlawanan dari kaumnya yang notabene berasal dari bangsanya sendiri sembari dicaci dan dimaki.
Bahkan dikatakan kalau apa yang dilakukannya itu hanya semata untuk meraih keuntungan dan imbalan dari mereka, lalu Nabi Syuaib berkata “aku tidak butuh bayaran dari kalian atas ajakanku itu, karena imbalanku hanya dari Allah Penguasa Alam”.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syi’ara Ayat 180:
وَمَاۤ اَسۡـَٔـــلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ اَجۡرٍۚ اِنۡ اَجۡرِىَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَ ؕ
Artinya:
Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam. (QS Asy-Syu’ara : 180)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/ketika-nabi-syuaib-tidak-berharap-imbalan-dari-kaumnya-6ZB8L