Jakarta, NU ONline
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesejahteraan Rakyat Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid menjelaskan program pemberdayaan ekonomi Nahdliyin terdiri dari berbagai inisiatif, meliputi akses permodalan, keterampilan, dan peningkatan pendapatan.
“Dilihat dari berbagai hal termasuk salah satunya tersedianya akses. Ini menyangkut akses permodalan, pasar,” terang Alissa Wahid kepada NU Online, Rabu (17/5/2023).
“Lalu, terkait dengan keterampilan, ada peningkatan keterampilan kerja, kewirausahaan. Memang ada beberapa strateginya. Akses keterampilan, dan program-program yang langsung ke arah penguatan dan peningkatan pendapatan. Bisnisnya, begitu,” jabar dia.
Salah satu yang telah berjalan hingga kini, lanjutnya, adalah Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) grosir di Jember Jawa Timur.
“BUMNU ini perintisannya berupa BUMNU grosir. Ini kategorinya strategi peningkatan kapasitas ekonomi jam’iyah. Ini miliknya jam’iyah atau struktural NU,” katanya.
Putri sulung Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengatakan, pendirian BUMNU grosir ditargetkan bertambah 10 cabang sepanjang tahun 2023.
“Target kita tahun ini bisa menambah 10 lagi. Ini skala besar dan tidak seperti membuka toko. Jadi, persiapannya perlu lebih besar,” ucap Psikolog Keluarga kelahiran Jombang itu.
Namun, ia belum dapat memastikan peta sebaran lokasi pendirian BUMNU grosir. Ini karena, pihaknya perlu masih perlu mempertimbangkan satu dan lain hal. “Belum ditentukan,” ujar dia.
Meski begitu, jika realisasi 10 cabang BUMNU grosir berjalan dengan baik, Alissa menyebut bahwa akan ada pengembangan grosir menjadi 25 cabang.
“Langkah selanjutnya 10, nanti kalau memungkinkan kita kembangkan menjadi 25, karena Jember itu prototipe, kita belajar dari situ modelnya,” ucap Alissa.
Adanya pengembangan BUMNU grosir, sambung dia, diharapkan akan bisa menjadi contoh badan usaha milik NU yang terus berkembang menjadi lebih kuat.
“Ketua Umum (PBNU) arahannya memperkuat kapasitas ekonomi jam’iyah dan memperkuat ekonomi jamaah. Jadi, programnya diarahkan ke sana,” tutup Alissa.
Program Bisa Kerja dan Bisa Bisnis
Sementara dari Lembaga Perekonomian NU, lanjutnya, telah menjalankan program bisa kerja dan bisa bisnis. Program tersebut berupa pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengusaha di lingkungan NU.
“Teman-teman yang ingin berwirausaha, itu bentuknya serial online courses. Sesi belajar dari pelaku bisnis yang berhasil. Itu sudah berjalan secara kontinyu,” papar Alissa.
Sedangkan pada gerakan keluarga maslahat, kata dia, program pemberdayaan ekonomi akan dimulai dengan pengadaan kelas literasi keuangan, pelatihan kewirausahaan, dan permodalan.
“Belajar tentang mindset keuangan, karena kita tahu orang kadang penghasilannya nambah, tapi tidak berubah. Itu nanti akan ada kelas literasi keuangan, kelas pelatihan keterampilan kerja, dan program permodalan,” jelas Alissa.
Program tersebut akan mulai diluncurkan per Juni 2023 di sejumlah desa di Jawa Timur. “Di kecamatan dan desa itu tahap satu, nanti akan ada di 9 provinsi. Target ada 2.100 kecamatan yang akan menjadi target kita,” tuturnya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Fathoni Ahmad
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.