Cirebon, NU Online
Santri Pondok Buntet Pesantren dibekali cara-cara pembuatan konten kreatif dengan hanya modal ponsel. Pelatihan ini dilakukan di Aula Kantor Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat pada Kamis (25/5/2023).
Pembekalan ini diberikan melalui pelatihan Literasi Digital yang digelar atas kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Lembaga Ta’lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTN PBNU), dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren KH Salman Al Farisi menyampaikan bahwa pelatihan ini penting sebagai sarana bagi santri untuk melahirkan solusi di tengah problem kemasyarakatan di media sosial.
“Diharapkan santri memahami literasi mengadaptasikannya, adaptif, kontribusinya positif, dan manfaatnya menjadi solutif,” katanya.
Kiai Salman menegaskan bahwa memang kemajuan teknologi informasi dan multimedia di tengah perkembangan zaman yang kian cepat sudah tidak dapat dihindari. Pun arus informasi yang mengalir di media sosial juga tidak bisa lagi dicegah.
“Terlebih menjelang tahun politik karena di tahun 2024 kita mengadakan pilpres dan jelas banyak golongan yang mempunyai kepentingan,” ujarnya.
Media yang efektif untuk menyalurkan kepentingan itu diterima dan diambil masyarakat adalah melalui media sosial. Karenanya, literasi digital kerja sama Kominfo, LTN PBNU, dan Dema STIT menjadi sangat tepat.
“Di tahun politik, khususnya dunia pesantren, masyarakat pesantren harus mengerti tentang dunia digital. Itu salah satu alasan LTN bekerja sama dengan Pondok Buntet Pesantren. Momennya pas sangat tepat,” katanya.
Sebab, dunia sudah ada di genggaman masing-masing. Mencegah sesuatu yang datang ke personal sudah susah. Karenanya, hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana menyikapi apa yang terjadi pada diri masing-masing.
Sementara itu, Ketua STIT Buntet Pesantren KH Fahad A Sadat menyampaikan bahwa dunia internet kian meluas dengan dinamika perkembangan yang demikian cepat di dunia yang semakin modern ini.
Ia menegaskan bahwa santri harus adaptif dengan perkembangan teknologi itu. “Kita harus terus berubah mengikuti zaman seperti apa,” ujarnya.
Sebab, jika tidak bergerak mengikuti arus zaman, justru akan tergilas zaman. Jika tidak menguasai teknologi, maka teknologi akan dikuasai orang lain dan dikembangkan sesuai kemauan mereka.
Termasuk dalam dunia media sosial juga, menurutnya, akan terjadi hal yang serupa. Karenanya, Literasi Digital ini merupakan sarana yang tepat untuk belajar. “Medsos harus diisi dengan konten kreatif,” kata peraih gelar doktor pendidikan dari Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung.
Kegiatan ini diisi oleh para praktisi di bidangnya masing-masing, yakni Syakir NF dari NU Online yang mengisi pembuatan konten terbaik di media sosial, Mubarok Hasanuddin, Ketua Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Buntet Pesantren, yang membagikan materi pembuat konten gambar dengan HP , dan Niken Bee dari Bee Project yang mengisi cara membuat video kreatif dengan ponsel.
Editor: Muhammad Faizin
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.