Jakarta, NU Online
Muhammad Zaim Nugroho berhasil panen 6 ton ikan nila merah dari tambaknya seluas lahan 2500 M² di samping saung Qur’an As-Sakinah Kampung Cibarengkok, Gungung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kang Zaim, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa ikan nila merah itu dibudidayakan dengan sistem bioflok. Panen 6 ton itu dihasilkan dari 25 ribu benih yang ditebarnya 3 bulan lalu.
“Budidaya sistem bioflok sudah berjalan hampir 1 tahun atau 2 siklus dengan masa tebar panen sekitar 3 bulan dengan benih sekitar 25.000 ekor Nila Merah,” katanya kepada NU Online pada Kamis (25/5/2023).
Ia menyampaikan bahwa budidaya ikan dengan sistem bioflok sangat efektif dibandingkan dengan sistem lainnya. Pasalnya, sistem ini menerapkan metode tebar padat dan tidak memerlukan lahan yang luas.
“Sistem ini bisa dikloning di pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk ketahanan pangan dan kemandirian pesantren,” katanya.
Kang Zaim menegaskan pihaknya bersedia untuk membantu warga NU yang berkeinginan belajar sistem bioflok tersebut, baik di pesantren, organisasi di bawah NU, ataupun personal. “Saya siap membantu warga NU untuk belajar sistem bioflok,” ujarnya.
Ia tidak hanya menjual secara borongan. Kang Zaim juga mengajak masyarakat sekitar, khususnya anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Fatayat NU Kecamatan Gunung Sindur untuk turut memasarkannya. Sebab, permintaan pasar ikan nila merah tersebut sangat terbuka.
“Hasil panen kali ini mencapai 6 ton dan dijual kembali oleh masyarakat sekitar,” kata pria asal Pondok Buntet Pesantren Cirebon itu.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Mereka bisa mengambil keuntungan dari penjualan beberapa kilo ikan nila merah yang diambil darinya.
“Karena untuk membantu ekonomi masyarakat sekitar. Mereka membeli ke saya lalu dijual lagi ke pasar dengan harga pasar. Dan ini sangat menguntungkan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, M Aminulloh mengaku memasarkan ikan nila merah dari Zaim ke rekanan guru di sekolah tempatnya mengajar dan jaringan pertemanan lainnya.
Ketua Rijalul Ansor Gunung Sindur itu juga mengajak sahabat-sahabat Ansornya untuk turut terlibat. Keuntungan yang diambil dari hasil pemasaran lumayan untuk menambah pemasukan harian.
Lebih lanjut Amin sendiri berpikiran jauh perlu untuk memasarkannya bukan hanya dalam bentuk ikan segar, melainkan juga sudah dibumbui dan siap goreng.
“Demand tinggi, tapi belum bisa mengelolanya. Maksudnya, enaknya sih dibumbui dulu, dibungkus, terus dijual siap goreng, seperti frozen food begitu. Rencana ke depan sih begitu,” katanya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.