Pekalongan, NU Online Jateng
Kepala Madrasah Aliyah Salafiyah (MAS) Simbangkulon, Buaran, Kabupaten Pekalongan KH Muslikh Khudlori mengatakan, dunia pendidikan berkembang dengan pesatnya, termasuk cara mengajar guru.
“Murid tidak lagi diajarkan dengan model klasik yakni menulis dan menghafal. Dengan diberlakukannya kurikulum merdeka, guru harus melakukan inovasi pembelajaran sesuai kondisi. Maka diperlukan peningkatan kapasitas pendidik,” ujarnya, Senin (3/7/2023)
Disampaikan, pelatihan metodologi pembelajaran bekerja sama dengan Balai Diklat Kemenag Semarang berlangsung selama 6 hari yakni 3-8 Juli 2023 bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengajar para guru, khususnya menghadapi kurukulum merdeka yang akan dilaksanakan pada tahun 2023
“Nantinya para guru agar lebih adaptif menyesuaikan dengan perkembangan zaman khususnya di bidang metodologinya. Harapanya pada guru agar bisa lebih inovatif dan kreatif bahkan hasil akhirnya bisa diukur dengan pencapaian standar keberhasilan kurikulum merdeka,” ucapnya di sela-sela pelatihan di Hotel Dafam Pekalongan.
Kepada NU Online Jateng, Kiai Muslikh yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan menjelaskan, kegiatan pelatihan diikuti oleh 48 peserta yang sebagian besar 90 persen dari MAS Simbangkulon selaku penyelenggara.
“Sedangkan lainnya dari MAN dan MA swasta seperti MA Ibnu Mas’ud, MA Hasbullah, MA Proto, dan MA YMI Wonopringgo,” terangnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pekalongan H Imam Tobroni menyampaikan pesan agar dalam pembelajaran disisipkan pendidikan keluarga sakinah. Pasalnya, di Kabupaten Pekalonngan angka perceraian cukup tinggi.
“Menjadi kewajiban kita bersama untuk mencegahnya melalui pendidikan keluarga sakinah di sekolah-sekolah,” ucapnya.
Dirinya menyampaikan apresiasi atas inisiasi MAS Simbangkulon menggelar diklat peningkatan kapasitas guru. Menurutnya, maju dan tidaknya, sukses dan tidaknya, berhasil dan tidaknya guru memegang peran yang sangat penting.
Oleh karena itu lanjutnya, saat ini sudah masuk era digitalisasi mau mau tidak mau, para pendidik atau guru harus meningkatkan kapasitas diri agar tertinggal dengan anak didiknya.
“Guru harus terus bertransformasi, jangan menjadi guru ‘kolonial’ tidak mau maju dan sulit diajak maju maka akan ketinggalan,” pungkasnya.
Penulis: M Ngisom Al-Barony