Tasikmalaya, NU Online
Salah seorang pengurus Lembaga Dakwah (LD) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Habib Umar Assegaf mengungkapkan bahwa santri jika ingin selamat harus terus menyambung silaturahim dengan gurunya.
Hal itu diungkapkan ketika menghadiri Haul Almaghfurlah KH Ruhiat yang ke-46 dan Almaghfurlah KH Moh Ilyas Ruhiat ke-16 di lingkungan Ponpes Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat pada Rabu (17/7/2023) malam.
“Kalau mau selamat harus terus menyambung, mencari berkah dengan guru, Insyaallah selamat. Kalau tidak karena guru, bukan siapa-siapa kita, tidak kenal Allah, tidak kenal Rasulullah, tidak kenal segala macam. Wasilah kita punya murabbi, Alhamdulillah kita mengenal Allah, mengenal Rasulullah, mengenal hak-haknya Allah, mengenal posisi kita sebagai hamba Allah itu berkat guru kita,” ujarnya.
Ia menceritakan bagaimana Imam Syafi’i sangat hormat kepada gurunya. Ketika ia sedang mengajar ada seorang anak kecil yang hendak menyebrang, lalu Imam Syafi’i berhenti dulu mengajarnya, lalu anak kecil tersebut diseberangkan.
“Lalu bertanya muridnya siapa itu kok disebrangin, Anda orang alim, mujtahid, orang hebat luar biasa. Imam Syafi’i menjawab itu adalah anak daripada guruku, maka wajib atasku Syafi’i menghormati, takzim kepada anak guruku,” terangnya.
Habib yang juga sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Ats-Tsaqofah Islamiyah Paseh Kabupaten Bandung itu mengutarakan bahwa semangat dari KH Ruhiat dan KH Ilyas Ruhiat harus ditafakuri, yaitu dengan tekad dan niat untuk membawa semangat keduanya ke daerah masing-masing, supaya bisa mengikuti jejak langkahnya.
“Jadi setiap kita ziarah, setiap kita datang kita bawa energinya, kita bawa semangatnya, kenapa beliau bisa mulia? Karena takwa kepada Allah, tidak pernah namanya lengah ibadah kepada Allah, dzikir kepada Allah,” terangnya.
Ia mengungkapkan betapa beruntungnya bisa menghadiri haul hamba Allah yang sholeh yaitu KH Ruhiat dan KH Ilyas Ruhiat. Mereka adalah hamba yang sudah betul-betul memperlihatkan kehambaannya kepada Allah dengan berjuang, dengan membela agama Allah. Maka dari itu, ia berpesan ketika ada haul guru harus hadir.
“Beruntungnya kita mengambil berkah dari guru kita, tabaruk guru kita semua, bukan hanya dalam arti maknawi, tetapi lebih dari itu kita ambil semangat amaliah, semangat akhlak, budi pekerti daripada guru kita, bagaimana beliau mengamalkan ilmu, cinta kepada ilmu, cinta kepada masyarakat,” pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Syakir NF
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.