Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tahfizhil Qur’an (P3TQ) Lirboyo Kediri, Jawa Timur Ning Sheila Hasina menjelaskan terkait sifat-sifat yang harus dimiliki kalangan perempuan agar tidak saja bisa bergaul dengan masyarakat, tapi juga diterima dengan baik oleh mereka.
Bu nyai muda ini mengemukakan sifat pertama yang harus dimiliki perempuan adalah mencintai ilmu atau berpendidikan. Pendidikan menurutnya harus menjadi prioritas dalam kehidupan manusia. Hal ini berlaku untuk semua kalangan, lebih-lebih perempuan.
“Ini (berpendidikan) tidak bisa dipisahkan. Kalau kita ingin diterima di masyarakat, maka kita harus berpendidikan,” katanya saat menjadi pembicara acara Ngaji Bareng Nawaning dan Gawagis di Masjid Agung Jawa Tengah ditayangkan Youtube NU Online, Kamis (6/7/2023).
Pendidikan akan berdampak terhadap kadar kemandirian seorang perempuan dalam berbagai hal. Makin dia berpendidikan, artinya menguasai banyak ilmu pengetahuan, perempuan akan bisa melepaskan ketergantungan dari pihak lain.
“Kalau perempuan berpendidikan maka dia akan mandiri, maka dia akan punya pendirian. Ini tentu penting sekali dimiliki oleh perempuan,” terang Ning Sheila sapaan akrabnya.
Sifat kedua yang perlu dimiliki perempuan yaitu malu. Ning Sheila menggarisbawahi bahwa sifat malu tidak berarti mengurung diri di rumah. “Kalau kita katakan malu bukan berarti perempuan introvert. Bukan juga perempuan harus mengurung diri,” jelas Ning Sheila.
Malu dalam Islam, lanjut dia, ada tiga macam. Yakni, malu kepada Allah, malu kepada manusia, dan malu kepada diri sendiri. Malu kepada Allah seperti halnya malu bila hendak melakukan apa Yang dilarang oleh Allah swt.
“Ini penting sekali untuk perempuan, juga untuk laki-laki. Mau melakukan maksiat malu, malunya itu bukan karena malu dilihat orang, tapi malu sama Allah,” jelas istri Gus Ahmad Kafa itu.
Ning Sheila kemudian memberikan contoh untuk jenis malu yang kedua. Yaitu malu terhadap orang lain. Seperti malu jika akan berbuat buruk kepada sesama, menyakiti atau menghina orang lain. Manusia diciptakan untuk saling menebar kasih sayang, bukan sebaliknya.
“Yang terakhir adalah malu kepada dirinya sendiri, maksudnya adalah malu melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh masyarakat sekitar, andai itu ditampakkan mereka akan mencemooh. Nah ini penting sekali malu terhadap diri sendiri,” terangnya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Aiz Luthfi
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.