Hari Kamis kemarin tanggal 9 Muharam 1445 H kebanyakan orang Islam (yang tidak udzur) pada melakukan Puasa Sunnah Tasu’a, hal ini dilakukan untuk mendahului puasa tanggal 10 Muharam yang dikenal dengan Puasa Asyura.
Ketika Nabi Muhammad Saw berada di Madinah setelah hijrahnya, dan hari itu bertepatan dengan tanggal 10 Muharam, Rasulullah saw melihat orang-orang Yahudi sedang melaksanakan Puasa Asyura, lalu ditanyakan kepada mereka “Mengapa berpuasa?”,
Jawabnya, “Hari ini kami merayakan kemenangan Nabi Musa, Tanggal 10 Muharam adalah hari diselamatkannya Nabi Musa dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya”. Lalu Rasulullah saw bersabda: aku lebih berhak untuk merayakan kemenangan Nabi Musa, kemudian Rasulullah saw menganjurkan agar orang Islam melakukan Puasa Asyura.
Agar tidak menyerupai kebiasaan orang Yahudi yang berpuasa pada Hari Asyura, maka Rasulullah Saw menganjurkan untuk melakukan Puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharam sebagai rangkaian dari Puasa Asyura (pembeda dengan kebiasaan orang Yahudi).
Hadits nabi dari Abdullah bin Abbas radliyallahu anhuma berkata:
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya:
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa, para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Pada tahun depan Insyaallah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (Muharam).” Tahun depan itupun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam wafat. (HR Muslim)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/mengapa-puasa-asyura-didahului-dengan-puasa-tasu-a-cNI7D