Memberi pertolongan kepada orang lain merupakan kepedulian, sedangkan meminta pertolongan adalah menanggalkan kesombongan.
Ketika seseorang dimintai pertolongan oleh orang lain sedangkan ia mampu memberikan pertolongan dan pula tidak membahayakan bagi dirinya, maka pertolongan yang ia berikan adalah sebuah kebajikan yang dianjurkan, tapi kalau orang yang ditolong selalu minta pertolongan tentu akan membosankan dan mematikan rasa belas kasihan.
Abdurrahman bin Auf adalah teladan bagi orang yang memiliki etos kerja. Ketika Abdurrahman bin Auf ikut berhijrah lalu meninggalkan semua hartanya, ia tetap semangat untuk berhijrah.
Sesampainya di Madinah ia dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Ar-Rabi, ia ditawari separuh hartanya, namun ia lebih memilih untuk dutunjukkan sebuah pasar agar ia bisa berniaga. Dalam hal ini rupanya Abdurrahman bin Auf tidak ingin mejadi beban bagi orang lain. Walhasil Abdurrahman bin Auf menjadi orang yang sukses dalam berdagang dan hartanya kian berlimpah.
Hadits nabi:
عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ؟ قَالَ: «عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ»
Artinya:
Dari Rafi’ bin Khadij berkata, ada yang bertanya ‘Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?’. Rasulullah menjawab: “Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tangannya dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)” (HR Al-Baihaqi)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/abdurrahman-bin-auf-teladan-kehidupan-vcGCQ