Muskerwil NU Jateng di Kendal Hasilkan Beberapa Keputusan (1)

Semarang, NU Online Jateng
Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah yang berlangsung di Pesantren Al-Musyaffa Sudipayung, Ngampel, Kabupaten Kendal pada Ahad (29/10/2023) lalu menghasilkan beberapa keputusan penting.

Ketua panitia pengarah KH Munib Abdul Muchit mengatakan, Muskerwil yang diikuti oleh 6 delegasi dari masing-masing cabang NU se-Jateng membahas 4 hal yakni bahtsul masail, program kerja, organisasi, dan rekomendasi.

“4 draft bahasan yang dibagi dalam 3 komisi berhasil diselesaikan dan telah dilaporkan kepada pleno sebelum muskerwil NU ditutup,” ujarnya kepada NU Online Jateng, Jumat (3/11/2023).

Menurutnya, 4 agenda pembahasan menjadi keputusan resmi Muskerwil NU Jateng di masa perpanjangan kepengurusan PWNU Jateng masa khidmah 2018-2023. “Secepatnya akan segera dikirim ke PCNU se-Jateng setelah ada perbaikan redaksi materi keputusan,” ucapnya.
 

Berikut hasil keputusan bahtsul masail tentang rukhsah jama shalat

Pertanyaan
Apa ketentuan-ketentuan dalam menggunakan pendapat kebolehan rukhshah jama shalat tidak dalam kondisi berpergian, sakit atau hujan (bila safarin, wala maradlin wala matharin)?

Jawaban 
Ketentuan-ketentuan dalam menggunakan pendapat kebolehan rukhshah jama shalat tidak dalam kondisi berpergian, sakit atau hujan (bila safarin, wala maradlin wala matharin) menurut ulama yang membolehkannya adalah sebagai berikut :

  1. Ada hajat (keperluan) 
  2. Tidak dibuat kebiasaan 
  3. Tidak kondisi melakukan maksiat, karena jama sholat itu  rukhsah. Yang dimaksud dengan hajat di sini adalah keperluan yang tidak sampai tingkat darurat.

Pertanyaan
Apa ketentuan-ketentuan dalam menggunakan pendapat yang dhaif baik dalam ranah fatwa, irsyad atau sekadar menggunakan untuk diri sendiri?

Jawaban  
ketentuan-ketentuan dalam menggunakan pendapat yang dhaif baik dalam ranah fatwa, irsyad atau sekedar menggunakan untuk diri sendiri diperinci sebagai berikut :

  1. Ketentuan menggunakan pendapat yang dlaif adalah untuk dikerjakan sendiri tidak untuk orang lain, dan qaul nya tidak sangat dlaif.
  2. Ketentuan berfatwa dengan qaul dlaif  adalah ketika kondisi, hajat atau ada maslahah ammah/diniyyah
  3. Ketentuan irsyad dengan qaul dlaif adalah mengutip pendapat ulama dengan menyebutkan nama ulamanya atau menyebutkan sumber kitab yang dibuat referensi dan tidak meimbulkan tasahhul fiddin (gegampang urusan agama).

Pertanyaan  
Apa ketentuan-ketentuan dalam menggunakan pendapat selain madzhab Syafii dalam lingkup Madzhab Arbaah baik dalam ranah fatwa, irsyad atau sekadar menggunakan untuk diri sendiri?

Jawaban  
ketentuan-ketentuan dalam menggunakan pendapat selain madzhab Syafii dalam lingkup Madzhab Arbaah baik dalam ranah fatwa, irsyad atau sekadar menggunakan untuk diri sendiri adalah sebagai berikut :

  1. Ketentuan menggunakan pendapat madzhab selain madzhab Syafii: tidak dalam rangka mencari-cari pendapat yang paling mudah dan tidak menimbulkan talfiq yaitu menggabungkan atara dua pendapat yang tidak disahkan oleh dua madzhab yang diikuti
  2. Ketentuan berfatwa dengan pendapat madzhab selain madzhab Syafii dalam lingkup madzhab arbah adalah mengetahui dengan baik dan benar pendapat madzhab yang difatwakan dengan tetap menyebutkan Imam madzhabnya, karena fatwa pada saat sekarang ini adalah sebatas mengutip pendapat ulama lain.
  3. Adapun ketentuan irsyad pendapat madzhab selain madzhab Syafii dalam lingkup madzhab arbah  adalah mengutip pendapat madzhab lain dengan menyebutkan nama ulama madzhabnya atau menyebutkan sumber kitab yang dibuat referensi dan tidak meimbulkan tasahhul fiddin (gegampang urusan agama).

Mushahhih
1.    KH Aniq Muhammadun
2.    KH Imam Abi Jamroh
3.    KHA Roziqin

Perumus 
1.    Kiai Zaenal amin
2.    KH. Faishol Muzammil
3.    KH Habibul Huda 
4.    KH. Shofiyullah Muhlas
5.    KH Busro Musthofa

Penulis: M Ngisom Al-Barony
 


https://jateng.nu.or.id/nasional/muskerwil-nu-jateng-di-kendal-hasilkan-beberapa-keputusan-1-8dLF0

Author: Zant