Dikisahkan, ada seorang lelaki yang selalu mengeluh tentang kemiskinannya. Di hadapan orang bijak ia mengatakan bahwa dirinya sudah melaksanakan shalat wajib, qiyamul lail, shalat dhuha dan selalu memanjatkan doa sebagaimana yang diajarkan, tapi mengapa tiga tahun sudah berlalu namun kemiskinan tetap setia menemaniku?.
Jawab orang bijak “tetaplah berdoa dan lakukan ibadah sebagaimana engkau melakukannya”. Tiba-tiba nasehatnya dipotong, “saya sudah malas dan akan berhenti melakukan semua itu”. “Ya sudah, kalau begitu pulanglah engkau!” sergah orang bijak.
Sesampainya di rumah, ia mencoba merebahkan tubuhnya di atas bale kecil lalu tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi seakan ia berada dalam istana besar yang terbuat dari emas dan perak dengan berbagai kemewahannya, dan dikatakan kepadanya bawa semua itu menjadi miliknya. Lalu tiba-tiba ia terbangun dari tidurnya dan ketika itu di hadapannya sudah ada beberapa perhiasan yang sangat berharga.
Kemudian lelaki itu menceritakan perihalnya kepada orang bijak dan menanyakan apa arti semuanya?. Kata orang bijak “apa yang kau lihat dalam mimpimu adalah ganjaran dari semua amal ibadahmu, sedangkan perhiasan yang kau lihat ketika kamu terjaga adalah ganjaran yang kau petik di dunia”.
Sungguh! ketika ibadahmu ganjarannya kau harap di dunia maka engkau akan mendapatkannya sebatas ketentuan yang telah ditetapkan, dan ketika ibadahmu kau niatkan untuk akhiratmu niscaya dunia akan kau dapat meski engkau memandangnya hina
Hadits nabi:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
Artinya:
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. (HR Ahmad, Ibnu Mâjah dan Ibnu Hibban)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/niatkan-untuk-akhiratmu-niscaya-dunia-kau-dapat-ueRRc