Pacitan, NU Online Jatim
Dalam rangka memperingati 2 abad Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan akan diluncurkan kitab Miftahul Mannan fii Thariqah wal Haqiqah. Kitab ini merupakan warisan Syeikh Abdul Mannan Al Tarmasi, yang diriwayatkan oleh muridnya, Syeikh Muhammad Sholih, yang terkenal dengan gelar Kiai Pacitan.
Salah satu keturunan KH Abdul Mannan Dipomenggolo yaitu Gus Muhammad Farkhi Asna mengatakan, kitab Miftahul Mannan ditulis oleh Mbah Sholeh Tambakagung, Bangkalan, Madura. Mbah Sholeh sendiri adalah murid Mbah Abdul Mannan, setelah mendapatkan pengajaran langsung di Pondok Tremas kala itu.
Selain itu naskah kitab Miftahul Mannan juga ditulis oleh Kiai Abdurrahman Padangan Bojonegoro. “Kitab Miftahul Mannan lebih kepada tasawuf, membahas thariqah dan hakikat. Isinya mencakup keutamaan dzikir, lafadz Laa ilaaha illallah, dan kalimat ‘Hu’,” ujar Gus Asna, Selasa (26/12/2023).
Gus Asna menjelaskan, kitab Miftahul Mannan memiliki sejarah panjang dengan dua naskah manuskrip awalnya yang menyebut versi Fathul Mannan. Namun, setelah proses muqabalah dan ditemukan empat manuskrip lain yang memperkuat nama Miftahul Mannan, diputuskan untuk menggunakan nama tersebut.
“Paling kuat nama Miftahul Mannan, karena didukung oleh empat manuskrip,” jelas Gus Asna.
Ia mengatakan, dalam pengumpulan manuskrip kitab Miftahul Mannan, Pondok Tremas melakukan kerja sama dengan Nahdlatul Turats. Tim Nahdlatul Turats membutuhkan setahun untuk mengumpulkan naskah-naskah ini, dengan proses penyuntingan dan lainnya memakan waktu hampir setengah tahun.
“Peluncuran kitab Miftahul Mannan dijadwalkan pada Rabu (27/12/2023) besok, dan akan dihadiri oleh 15 tokoh nasional dan internasional dari kalangan ulama, serta 50 pesantren yang memiliki sanad keilmuan dengan Pondok Tremas,” terangnya.
Sebelum diluncurkan, kitab Miftahul Mannan akan dibaca khatam dalam satu majelis, diikuti dengan pembagian syahadah sertifikat bagi yang hadir sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
“Prediksi kehadiran jamaah mencapai lebih dari 20 ribu orang dalam acara tersebut. Peluncuran ini diharapkan menjadi awal kebangkitan penggalian karya manuskrip ulama yang selama ini terpendam, di sisi lain juga menjadi tonggak kemantapan ilmu tasawuf,” pungkasnya