Jepara, NU Online Jateng
Di berbagai pesantren acara bahtsul masail atau musyawarah kitab, adalah hal biasa dilakukan oleh para santri. Namun sebagai upaya menjaga identitas dan khazanah pesantren, Ma’had Aly dan Madrasah Salafiyah di bawah naungan Pesantren Balekambang Jepara bekerja sama dengan Ma’had Aly TBS kudus mengadakan seminar dan bedah kitab kuning ilmu ushul fiqih Kamis (18/1/2024).
Bertempat di Pesantren Balekambang, kitab ushul fiqih yang dibedah yakni kitab al-Luma’ karya Imam Asy-Syaerozi menghadirkan nara sumber Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Nasrullah Afandi.
Dalam paparannya, Kiai Nasrul mengawali materi dengan mengulas profil singkat Imam Asy- Syaerozi pengarang kitab seorang tokoh Madzhab Syafi’i yang moderat dalam menulis kitab ushul fiqih tanpa tedensi madhab.
“Di Indonesia hampir semua pesantren mempelajari kitab ushul fiqih al-luma,” ujarnya.
Disampaikan, semua pesantren di Indonesia santri mengaji kitab fiqih Sulam taufiq karya Imam Nawawi Banten, dilanjutkan jenjang berikutnya belajar mengaji kitab fiqih Fathul Qorib karya Qadhi Abi Suja. Atau dalam ilmu Nahwu pesantren seluruh Indonesia mengaji kitab Jurumiyah dilanjutkan kitab Al-Imrithi.
“Maka, dalam ilmu ushul fiqih hampir semua pesantren di Indonesia, mengaji kitab al-Waroqot karya Imam al-Juwaeni dilanjutkan mengaji kitab ushul fiqih al-Luma karya Imam asy-Syaerozi yang kita bedah ini,” terangnya.
Kenapa kitab ini sambungnya, dipelajari oleh lintas madzhab? Karena meski Imam Asy-Syaerozi pengarang kitab ini adalah tokoh madhab Syafi’i, tetapi tidak ada fanatisme unsur madhab syafi’i dalam kitab ini.
“Berbeda misalnya saja dengan kitab Tanqichul ushul fi ilmi ushul, karya Imam Abi Al-Abbas, yang sarat dengan corak Madzhab Maliki. Dulu kitab itu menjadi mata kuliah saya di Maroko, kata Kiai Nasrul.
Kiai Nasrul menegaskan, posisi antara ilmu ushul fiqih dan ilmu maqashid syariah. Jika ilmu ushul fiqih ibarat dokter umum, maka ilmu maqashid syariah adalah ilmu dokter spesialis. “Tidak mungkin menjadi dokter spesialis jika terlebih dahulu tanpa menjadi dokter spesialis,” ungkapnya.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi NU Online Jateng, Senin (22/1/2024) Mudir Ma’had Aly Balekambang Kiai Nurudin Lubis menjelaskan, bahtsul masail kali ini dikemas dalam format yang berbeda. Jika pada forum biasanya membahas berbagai masalah, kali ini membedah kitab.
“Semoga farum bedah kitab membuka pemahaman kita tentang kitab ushul fiqih dengan nara sumber KH Narsullah Afandi sebagai upaya menambah wawasan dan keilmuan para santri,” pungkasnya. (*)