Etika Berpolitik Ala Gus Dur dalam Panggung Demokrasi

Wonosobo, NU Online Jateng 
Sejumlah tokoh lintas iman Kabupaten Wonosobo menghadiri kegiatan Haul ke-14 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang diadakan oleh Gusdurian Wonosobo di Geudng Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kota Wonosobo,  Senin (29/1/2024) malam. 

Koordinator Gusdurian Wonosobo Nayunda Bella mengatakan, serangkaian acara Haul Gus Dur selain mendoakan mendiang Gus Dur sekaligus menjadi ajang silaturahim antar-komunitas, serta merawat iklim Kebhinekaan Wonosobo dengan jalan komunikasi lintas iman. 

“Melalui agenda tahunan ini, diharapkan mampu membuka lebar pintu-pintu komunikasi kita sebagai individu, komunitas, dan tentunya silaturahmi lintas iman juga terjaga dan terawat,” ujarnya.

Mengambil tema ‘Meneladani Etika Berpolitik Gus Dur’, Gusdurian Wonosobo mengajak tamu undangan merefleksikan sekaligus mengawal proses demokrasi di Indonesia khususnya di Wonosobo agar tetap kondusif dan terarah.

“Ada 3 narasumber yakni dari Bawaslu Wonosobo Ariantono, Sekretariat Nasional (Seknas) Gusdurian Aulia Abdurrahman Saleh, dan Aktivis Perempuan sekaligus Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wonosobo Astin Meiningsih,” ucapnya kepada NU Online Jateng, Jumat (2/2/2024)
 

Astin Meiningsih menyampaikan, selama ini dirinya intens menyuaraan terhadap isu-isu perempuan. Menurutnya, pendidikan politik (dikpol) melalui kendaraan partai politik yang selama ini digaungkan kepada perempuan belum sepenuhnya mendukung keterwakilan 30% perempuan untuk duduk di lembaga legislatif pemerintahan.

“Kita lihat di Wonosobo saja, baru satu orang perempuan yang menduduki kursi legislatif alias DPRD,” terangnya.  

Namun, dirinya tetap memiliki spirit perjuangan kaderisasi nilai-nilai politik dan kemanusiaan ala Gus Dur sehingga dirasa mampu menambah kualitas perpolitikan dan demokrasi di Wonosobo tercinta.

Seknas Jaringan Gusdurian Aulia Abdurahman Saleh menegaskan posisi Gusdurian dalam perpolitikan Indonesia tahun 2024 berfokus pada pemantau dan pengawalan proses demokrasi tanpa terlibat langsung dalam politik praktis. 

“Gusdurian justru menjadi pengawal atau mengawal politik di Indonesia ini agar tetap kondusif. Melalui Gardu Pemilu yang diluncurkan oleh Gusdurian ini diharapkan mampu menjadi  sarana edukasi politik agar lebih bermartabat,” pungkasnya. 

Merespons agenda politik 2024 Gusdurian beserta para tokoh lintas iman melalui agenda Haul Gus Dur mengajak seluruh masyarakat Wonosobo khususnya untuk mengawal proses demokrasi agar selaras dengan azas pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan bermartabat.                                         

Pengirim: Ulfiya Nadhifah


https://jateng.nu.or.id/regional/etika-berpolitik-ala-gus-dur-dalam-panggung-demokrasi-svN6U

Author: Zant