Semarang, NU Online Jateng
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh menegaskan, dari berbagai peristiwa sejarah dapat diketahui bahwa jasa para kiai dalam merebut kemerdekaan Indonesia sangat besar dan riil, namun gelar pahlawan yang diperoleh perjuangan para kiai masih minim.
“Tentu ini terkait dengan dokumen sejarah yang dimiliki. Para santri memiliki sanad dari gurunya, bukan hanya secara keilmuan namun juga sand perjuangan. Untuk itu kami harapkan semua dokumen sejarah dapat dikumpulkan dan ditulis secara sistematis”, ujarnya dalam Konferensi Internasional Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional KHR Asnawi di Kantor PWNU Jl Dr Cipto 180 Semarang, Sabtu (10/2/2024).
Menurutnya Mbah Asnawi sebagai pendiri dan penggerak NU sudah cukup bukti untuk diangkat dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional karena banyak pihak mengakui dengan adanya perjuangan NU, Indonesia bisa merdeka.
“Saya mengharapkan kader-kader NU mencatat sejarah peran kiai dalam perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.
Disampaikan, forum konferensi internasional tidak saja membahas rencana usulan Mbah Asnawi sebagai gelar pahlawan nasonal, akan tetapi para generasi penerusnya bisa meneladani sikap dan perilakunya untuk kemajuan NU san bangsa.
Wakil Sekjen PBNU Ginanjar Sya’ban menyampaikan, banyak dokumen atau arsip yang ditemukan terkait peran Mbah Kiai Raden Asnawi, juga manuskrip yang ada. “Mbah Raden Asnawi dan Mbah Kiai Abdul Wahab Hasbullah pernah berbeda pendapat, namun kemudian bisa bersatu dalam perjuangan seperti pada gerakan tasywirul afkar,” ujarnya.
Pihaknya menambahkan data bahwa Mbah Asnawi sangat alim karena menulis beberapa kitab, tidak hanya dicetak di dalam negeri, namun juga dicetak di Mesir tentang fiqih perempuan dan anak-anak. “Kiai Asnawi merupakan teladan dan pengasuh bagi murid serta mendapatkan gelar Syaikhona oleh Musthofa Al-BabibAl-Halabi,” terangnya.
Almarhum almaghfurlah Mbah Asnawi menurutnya, juga pernah ditangkap Belanda karena dinilai terlibat dalam huru hara namun kemudian dilepaskan.
Ketua PWNU Jateng HM Muzamil dalam sambutan pembukaan menyampaikan apresiasi terhadap gagasan yang mengusulkan Mbah Kiai Raden Asnawi sebagai pahlawan. Upaya hal itu sedang berproses, salah satunya melalui konferensi internasional
“Dengan kapasitasnya, sebenarnya almarhum almaghfurlah Mbah Kiai Raden Asnawi telah melampaui sekat-sekat primordial karena memiliki jasa yang besar bagi masyarakat lokal, namun juga nasional, bahkan internasional. Hal ini dibuktikan dengan kiprahnya sebagai A’wan dan Mustasyar NU pada masa awal berdirinya,” pungkasnya.
Pengirim: Insan Al-Huda