Pasuruan, NU Online Jatim
Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengatakan bahwa KH Zaini Mun’im merupakan seorang ulama alim sekaligus sastrawan. Hal itu dibuktikan dengan karya Kitab Syuabul Iman.
“Kitab karangan KH Zaini Mun’im merupakan kitab yang mengandung banyak sastra di antaranya kitab syuabul iman,” katanya saat pengajian umum Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ahad (11/02/2024).
Menurutnya, jika Madura memiliki Syaikhona Kholil Bangkalan, Jombang memiliki Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah, maka Probolinggo memiliki KH Zaini Mun’im.
“KH Zaini Mun’im merupakan sosok ulama yang mewarisi karekteristik umum ulama Nahdlatul Ulama,” paparnya.
Kiai Zulfa mengatakan, KH Zaini Mun’im selalu mengajarkan kepada santrinya lima panca kesadaran. Yaitu kesadaran beragama, berilmu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta kesadaran berorganisasi.
“Zaman dulu orang yang memiliki pedoman ini bukanlah orang sembarangan, pastinya seorang ulama yang cerdas,” terangnya.
Menurutnya, lima panca kesadaran ini adalah upaya KH Zaini Mun’im membangun para santri agar menjadi pribadi yang sholeh dan bermanfaat untuk masyarakat.
“Lima hal ini merupakan modal utama pondasi yang dibangun oleh KH Zaini Mun’im untuk para santrinya,” ungkapnya.
Ia mengungmpamakan seorang ulama seperti lebah, karena yang dimakan baik dan yang dibawa lebah adalah sarang dan mad yang memiliki manfaat masing-masing. Sarang lebah ibarat lampu dan madu seperti obat artinya orang yang datang kepada kiai pasti permasalahannya hilang dan itulah pentingnya kiai.
“Pentingnya ulama adalah untuk mengobati diri kita, karena setiap kita datang ke ulama permasalahan kita terselesaikan,” tutupnya.