Oleh: Moh. Soim*
Kebiasaan ulama salaf dalam menyambut bulan suci Ramadhan sangat luar biasa, penuh dengan kebahagiaan, sumringah kata orang jawa, datangnya disambut dengan tangis senang dan habisnya disambut dengan tangis sedih.
Jauh-jauh hari doa yang dipanjatkan ulama salaf agar sampai pada bulan Ramadhan dan ketika sampai tidak ada waktu yang tersia-siakan, ada yang meninggalkan tempat tidurnya, beribadah sepanjang malam, dahi dan telapak kaki selalu terbentang diatas bumi.
Bulan Ramadhan merupakan salah satu musim kebaikan dan ladang berbuat amal shalih, maka rampaslah sebanyak-banyaknya kesempatan ini untuk mengerjakan amal-amal shalih, orang yang segera merampasnya, tergolong orang yang beruntung dan sebaliknya, orang yang lalai maka dia orang rugi. Pepatah Arab mengatakan:
فَاسْتَقْبلُوا الشهر هذا * برغبة واهتمام
أَفْشُوا السَّلام وَصَلُّوا * وأطعموا للطعام
تُدعوا لجنة خلد* أَنِ ادْخُلُوا بسلام
يروى بهذا حديث * عن النبي التهامي
Artinya: Berlomba-lombalah kalian semua pada bulan ini (Ramadhan) dengan penuh hasrat dan keperduliaan (eksaited).
Ucapkan salam (selamat datang bulan Ramadhan), sholatlah (wajib dan sunnahnya), dan bersedekahlah.
Maka, kalian semua akan dipanggil untuk masuk ke Syurga yang kekal dengan panggilan “Masuklah kalian semua (ke dalamnya) dengan keselamatan”.
Hal ini telah diriwayatkan oleh Hadis Nabi Saw dari Tihamah.
Imam Ibnu Rajab, Madzhab Hambali menerangkan dalam kitabnya, “Lathāif al-Ma’ārif” tentang seorang ulama yang bernama Abu Bakar bin Abi Maryam yang berkata dari seorang gurunya:
إذا حضر شهر رمضان فانبسِطوا فيه بالنفقة فإن النفقة فيه مضاعفة كالنفقة في سبيل الله وتسبيحة فيه أفضل من ألف تسبيحة في غيره
Artinya: “Jika tiba bulan ramadhan perluaslah dalam bulan ramadhan dengan memberi nafkah, karena memberi nafkah dibulan tsb berkali lipat pahalanha seperti di jalan Allah (sabilillah).”
Begitu luar biasa perjuangan ulama dulu, tidak hanya dalam masalah ilmu saja akan tetapi seimbang dengan ibadahnya, sesuai dengan hadis Nabi, ulama-ulama seperti ini ibarat lebah, apa yang masuk kedalam dirinya baik, dan inputnya juga baik. Setiap hari para ulama mengisi dirinya dengan ilmu, memaksa dirinya ikhlas, memilih hidupnya sederhana dan penuh kehati-hatian, sehingga terpancar dalam dari dalam dirinya yang bisa dirasakan oleh seluruh manusia. Seperti ketika datang bulan suci Ramadhan, berbagai jenis amaliyah yang dikerjakan tanpa kenal lelah.
Nabi Muhammad telah memberikan contoh bagaimana bentuk kedermawanan Nabi Saw terhadap bulan Ramadhan. Hadis yang banyak diketahui bersama, bahwa Nabi Saw adalah paling dermawannya dalam bulan suci Ramadhan, bertadarus dengan malaikat Jibril As setiap malam, bahkan lebih dermawan dari pada angin yang tertiup.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas berkata, bahwa Rasulullah Saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril As., menemuinya, dan adalah Jibril Jibril As., mendatanginya setiap malam di bulan Ramadlan, dimana Jibril ‘Alaihis Salam mengajarkan Al Qur’an. Sungguh Rasulullah Saw jauh lebih lembut daripada angin yang berhembus”.
Semoga kita semua senantiasa diberikan Kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan aktifitas ibadah pausa, sehingga termasuk golongan orang yang beruntung dunia akhirat Amiin Ya Rabbal Alamiin.
*Mahasiswa Pasacsarjana PTIQ Jakarta dan Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal Jakarta, Alumni PP. Miftahul Ulum Maghrobi Surabaya.
https://jatim.nu.or.id/keislaman/berlipat-pahala-dalam-bulan-ramadhan-pYFwj