Sumenep, NU Online Jatim
Di momen lebaran, banyak sekali aneka jajanan yang dihidangkan oleh sanak famili saat bersilaturahim. Salah satunya Diwongso yang kerap dijadikan ditemukan oleh warga Jawa Timur, khususnya di Madura. Orang Jawa menyebut jajanan ini dengan Madu Mongso.
Diwongso yang terbuat dari bahan dasar ketan hitam, dibungkus menggunakan kertas minyak dan plastik warna-warni. Guna menarik minat sanak famili yang berkunjung, jajanan tersebut dikemas menggunakan wadah berbahan plastik, sehingga mudah dibawa pulang dan minyaknya tidak belepotan di tangan.
Kendati jajanan ini sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno, warga tak bosan memburunya, bahkan dijadikan buah tangan. Semua mereka lakukan tak lain ingin mencicipi manisnya ketan yang dicampur gula ini.
Muzayyadah warga Pragaan Laok, Pragaan, Sumenep mengutarakan, cara membuat jajanan yang sejenis dengan ketan ini, mudah dijumpai di youtube. Hanya saja saat membuat atau proses pengolahan, butuh kesabaran ekstra saat mengaduk bahan yang mulai mengeras dan kering. Jika tidak diaduk, maka akan gosong.
“Bahan-bahannya mudah dijumpai di pasar, antara lain santan, gula merah, gula pasir, ketan hitam, vanili, dan daun pandan yang dicampur dalam satu wadah di atas api yang kecil. Di sana kami aduk rata hingga mengental,” ucapnya kepada NU Online Jatim, Ahad (23/04/2023).
Jika sudah mengering dan tidak melekat ke tangan, tandanya sudah masak. Langkah selanjutnya adalah didinginkan sebentar, kemudian dibungkus ke plastik atau ke kertas minyak warna-warni dan diikat pakai benang.
“Jajanan yang bentuknya mirip jenang ini tidak mudah basi. Diwongso bisa ditaruh di suhu ruang hingga 2 sampai 3 bulan ke depan. Tak perlu disimpan di dalam kulkas, karena akan mempengaruhi teksturnya,” pintanya.
Ditegaskan, jika menemukan Diwongso mudah tengik, tandanya penggunaan api saat pengolahan tidak stabil. Akhirnya jajanan ini tidak bertahan lama disimpan di dalam toples dan mudah dibuang ke tong sampah.
“Jika penasaran, berkunjunglah ke Jawa Timur. Karena mudah ditemui saat lebaran dan momen lainnya, seperti pertunangan, perkawinan, dan lainnya. Sedangkan wadahnya mulai kekinian, sebenarnya disesuaikan dengan kondisi zaman guna menarik minat keluarga yang berkunjung ke rumah,” tandasnya.
https://jatim.nu.or.id/madura/diwongso-jajanan-khas-lebaran-sejak-zaman-mataram-kuno-rT438