Surabaya, NU Online Jatim
Gerakan Pemuda (GP) Ansor genap berusia 90 tahun pada Rabu (24/04/2024). Dalam agenda tasyakur, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Addin Jauharudin menegaskan khidmat organisasi yang dipimpinnya ini tidak saja pada NU, tetapi juga kepada negara dan masyarakat.
“Ansor lahir adalah hasil tirakat perjuangan, merekam seluruh kebutuhan masyarakat, lalu organisasi didirikan,” ujarnya saat memberikan sambutan pada tasyakur Harlah Ke-90 GP Ansor di Masjid KH Abdurrahman Wahid, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (24/04/2024).
Lebih lanjut, Addin menjelaskan bahwa khidmat terhadap masyarakat yang dimaksud adalah dengan menjadikan aktivitas masyarakat sebagai aktivitas organisasi.
Pun kepedulian dan kecekatan dalam bertindak di tengah masyarakat juga menjadi bentuk khidmat berikutnya dengan dibentuknya sejumlah satuan-satuan tugas Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk menangani kemacetan, bencana, hingga kebakaran.
“Untuk melayani umat secara kseluruhan. Semua aktivitas masyarakat kita serap lalu kita jalankan,” lanjut pria asal Cirebon, Jawa Barat itu.
Trilogi pendirian NU
Di samping itu, Addin juga menegaskan bahwa kader Ansor harus mencerminkan trilogi pendirian NU, yakni Nahdlatul Wathan, Tashwirul Afkar, dan Nahdlatut Tujjar. Tiga hal tersebut menjadi corak kader dan pemimpin NU.
Addin menjelaskan bahwa Nahdlatul Wathan memberikan karakter kader yang berpendidikan, Tashwirul Afkar menggambarkan profesionalisme dan pemikiran cemerlang, dan Nahdlatut Tujjar menampilkan aktivitas ekonomi yang baik.
“Kalau sudah kuat maka akan bisa mengurus organisasi bangsa dan negara,” katanya.
Oleh karena itu, di usia yang menurutnya sudah matang sebagai organisasi ini, Addin mengajak seluruh kader Ansor untuk bersama membawa organisasi ini melaju dengan cepat dan terbang tinggi.
“Fase pendirian sudah dibangun. Pengokohan sudah dibangun. Fase berikutnya mengembangkan, lompatan jauh,” katanya.
Lompatan jauh yang dimaksud tidak saja merawat kader, tetapi juga memberikan kesadaran dan mengajak serta banyak orang untuk turut berjuang bersama di dalam organisasi yang didirikan pada 24 April 1934 ini. Hal tersebut harus dibangun dengan keswadayaan dan gotong royong.