Catatan Santri tentang KH Ahmad Farid Sambilawang, Kiai Visioner dan Penggerak Umat

Pati, NU Online Jateng
Berpulangnya Bendahara Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa tengah periode 1997-2002 KH Ahmad Farid Sambilawang (Selasa 23 April 2024) masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, rekan, dan para santrinya. 

Di pertengahan puasa, Kiai Farid masih beraktivitas seperti biasa di Grha Etika membersamai santri dalam Khataman rutin dan buka bersama, begitu fresh dan tidak tampak gejala sedang sakit. Namun, Allah lebih sayang padanya. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Kiai Farid wafat dalam kondisi setelah menjalani semua rangkaian ibadah puasa Ramadhan dan saling memaafkan saat hari raya. 

Kiai Ahmad Farid adalah sosok kiai yang aktif berkhidmah baik di lingkungan pesantren maupun di luar pesantren. Kiai farid adalah putra dari KH Abdul Hadi dan Ibu Nyai Salamah (Putri dari ulama ternama di Pati KH Suyuthi Guyangan, murid Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari). 

Masa kecilnya disibukkan dengan belajar di lingkungan pesantren asuhan kakeknya Yayasan Pesantren Raudlatul Ulum (YPRU) Guyangan yang masyhur dengan pesantren yang disiplin kemudian melanjutkan nyantri di Pesantren Nurul Ummah dan kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sebelum wafat, Kiai Farid masih aktif sebagai Pembina Yayasan Akhlaqul Karimah Trangkil, Koordinator bidang pendidikan MUI, Ketua IKA PMII Pati, Mustasyar MWC Trangkil, khatib dan ta’mir di beberapa masjid di Pati, mengisi kajian di berbagai majlis ta’lim, dan lain-lain.

Sebelumnya, Kiai Farid juga tercatat sebagai pengajar di YPRU, anggota parpol, anggota dewan 2 periode baik tingkat daerah maupun provinsi,  Dosen di IAIN Walisongo Semarang, pernah aktif di PW GP Ansor Jateng, dan lain sebagianya.

Di lingkungan organisasi dan instansi, Kiai Farid tidak hanya sebagai follower begitu saja yang ikut arus namun lebih aktif sebagai leader, penggerak, pemberi gagasan dan menjadi teladan bagi rekan-rekannya. Juga dikenal sebagai sosok yang sangat berani dalam iqamatul haq. Bahkan karena kepiawaiannya dan sikapnya ini, bakda berkhidmah di DPRD Pati dan DPRD Provinsi, Kiai Farid direkomendasikan Kiai Khudhori Tegalrejo Magelang untuk menjadi Ketua Dewan Syuro PKB Pati, namun tidak mau karena ingin fokus berkhidmah di masyarakat.

Sekitar 10 tahun mengenal dan membersamainya di Yayasan Akhlaqul Karimah Gedung Grha Etika Pati, ada keteladan yang patut kita tiru darinya diantaranya :
 

1. Disiplin, penanaman sikap disiplin yang dilatih sejak kecil di lingkungan pesantren asuhan kakeknya, menjadikan Kiai Farid mampu memenej waktu dengan baik. Seorang muslim tidak boleh melewatkan waktu begitu saja tanpa ada amal shalih yang dikerjakan. Kiai Farid selalu datang lebih awal tiap ke kantor dan njujug di mushala untuk dhuhanan dan lanjut ngaji Al-Qur’an sebelum kegiatan dimulai. Kedisiplinannya mengingatkan pada Mbah Sahal yang juga sangat disiplin soal mengelola waktu. 
 

2. Tanggung jawab, sikap tanggung jawab Kiai Farid tidak diragukan lagi. Selama membersamainya selalu hadir di Grha Etika dan Majelis Ta’lim yang diasuhnya, hal ini tidak mudah karna dalam sepekan Kiai Farid harus pergi pulang 2-3 kali ke Semarang karena saat ini istri dan anak cucunya tinggal di Semarang. Bahkan saat Demak banjir besar kemarin, Kiai Farid tetap berangkat melalui jalur Jepara.  
 

3. Pemberani, demi menjaga hubungan baik, kita sering ewoh pekewoh menegur jika melihat kesalahan teman. Namun tidak dengannya, Kiai Farid dengan berani mengingatkan rekan-rekannya yang dirasa keliru demi kebaikan. Kiai Farid selalu berpesan untuk agar kita selalu berusaha إقامة iqamatul haq (menegakkan kebenaran).
 

4. Visioner, sikap mempunyai pandangan jauh ke depan. Menentukan tujuan jelas sebelum melangkah,  mengajak menjadi muslim yang kuat, melek zaman dan berwawasan luas dalam membangun peradaban. Kiai Farid termasuk salah satu penggerak Program Pati Bermartabat yang direkrut Pemda Pati.5. Konsisten, dalam majelis ilmu untuk masyarakat yang ada di rumahnya Sambilawang Sabtu malam (Ngaji Tafsir), almarhum sangat istiqamah.  

5. Dermawan, kedermawanan Kiai Farid sangat dirasakan masyarakat baik untuk pribadi maupun organisasi bahkan nominalnya cukup besar. Saat sedang tidak punya pun, Kiai Farid rela cari pinjaman untuk sekadar memberi pertolongan pada orang yang datang minta bantuan. 

 

6. Humble dan Supel, dengan relasi yang begitu luas, menjadi bukti jika Kiai Farid mudah bergaul, tidak jaga image (jaim) dan membaur dengan lingkungan. Dengan anak-anak mudah seperti dengan santri Kiai Farid biasa ndeprok bareng. Siapapun yang berinteraksi dengannya, merasa menjadi orang dekatnya, padahal hal itu dilakukan ke banyak orang. 

 

Pengirim: Muhammad Muchlisin


https://jateng.nu.or.id/obituari/catatan-santri-tentang-kh-ahmad-farid-sambilawang-kiai-visioner-dan-penggerak-umat-YwYT1

Author: Zant