Lamongan, NU Online Jatim
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan menggelar Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-90 Ansor dan ke-74 Fatayat NU, Kamis (23/05/2024).
Kegiatan ini menghadirkan Pengasuh Pesantren Mambaul Hikmah Kendal Jawa Tengah, Gus Rifqil Muslim dan istrinya Ning Imaz Fatimatuz Zahra.
Dalam paparanya, Gus Rifqil menjelaskan terkait pentingnya sinergi Ansor dan Fatayat NU saling mengerti dan memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam organisasi maupun rumah tangga.
Mengutip dari dawuh abahnya, kalau di NU itu kepanjangannya Nurut Ulama, Bukan Nunut Urip. Jadi Khidmah itu jalannya bisa bermacam-macam, ada yang menjadi pengurus harian, Banser, anggota bisa non struktural.
“Justru di situlah kehebatan NU, baik struktural ataupun tidak semangat khidmahnya luar biasa,” ujarnya.
Kemudian bagaimana cara singkronisasi terhadap urusan rumah tangga, ada kutipan surat QS. An-Nisa ayat 34, yang menerangkan bahwa kekuatan mutlak itu bukan sepenuhnya dikendalikan oleh laki-laki, namun seharusnya sebagai suami itu tahu bagaimana bisa memenuhi seluruh kebutuhan istri, sesuai dengan kadar kemampuannya,” terangnya.
Menurutnya, dalam urusan organisasi dan rumah tangga pentingnya berbagi peran yang baik, laki-laki memahami tanggung jawabnya perempuan juga mengetahui hak dan kewajibannya.
“Jika ada masalah di dalam keluarga, maka yang diselesaikan masalahnya, bukan hubungannya,” ungkapnya.
Sementara itu Ning Imaz Fatimatuz Zahra menyampaikan, ketenangan adalah kebahagiaan paling tinggi. Ketenangan adalah cita-cita dalam pernikahan. Maka fase pernikahan perlu di atur, seperti halnya haji harus sudah mampu. Bukan sekadar usia, namun emosional, mental, dan finansial.
Oleh karena itu pentingnya memiliki kriteria tertentu, agar tau yang dicari. Sementara syarat untuk mencapai ketenangan adalah memahami masing-masing pasangan. Ia menyebut, perempuan yang dibutuhkannya adalah dimengerti, karena perempuan butuh rasa aman, komitmen tidak akan menyakiti dan selalu menjaga.
“Bagaimana cara mengetahui keinginan masing-masing? Yaitu melalui komunikasi dan rasa hormat. Dari situ, hubungan akan menemukan pola komunikasi yang efektif,” paparnya.
Pengasuh Pesantren Al-Ihsan Lirboyo Kediri ini menjelaskan, laki-laki butuh dihargai dan dihormati. Perempuan perlu mengapresiasi segala yang dilakukan suami kepadanya, baru si perempuan ingin dimengerti.
“Sehingga jika memiliki pola komunikasi yang efektif, kita saling terbuka dan merasa nyaman. Memiliki signifikansi kehidupan yang baik, lebih mudah mengoptimalkan segala pekerjaannya, pada akhirnya punya support system,” pungkasnya.
https://jatim.nu.or.id/pantura/gus-rifqil-dan-ning-imaz-sampaikan-tips-keluarga-yang-harmonis-Y3K4k