Semarang, NU Online Jateng
Pendiam, tidak bicara meledak-ledak, tenang, dan lebih suka mendengarkan lawan bicara ketika bercakap-cakap. Itulah sosok Dr H Suratno Syukron, MPd aktivis Nahdlatul Ulama (NU) yang kini menekuni profesi sebagai pendidik di Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan sejumlah perguruan tinggi lain di Jateng.
Menjadi seorang konseptor dan lebih banyak bekerja dalam sunyi dengan hasil nyata memang menjadi pilihan jalan hidup Pembina LP Ma’arif PCNU Kabupaten Semarang di balik ketidakborosan kata dalam berbicara itu.
Pria kelahiran kota kretek dan jenang, Kudus 15 Agustus 1963 ini nyaris tidak bisa lepas dari dunia aktivis dan pergerakan. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) adalah organisasi awal yang dimasuki saat menempuh pendidikan tingkat menengah di kota kelahirannya.
Kegemaran dan ketekunannya berorganisasi mengantarkan dirinya mengemban amanah sebagai Ketua IPNU di daerahnya (1982). Meski dunia aktivis melekat, namun memenuhi kewajiban belajar tak pernah kendor, dunia belajar dan aktivis berjalan seiring hingga mengantarkannya menginjak kaki di Kota Malang Jawa Timur.
Dari kota kretek hijrah ke kota apel, IKIP Malang dimasukinya dan gelar sarjana S-1 dari FIPS IKIP Malang berhasil disandangnya, bersamaan dengan itu saat berproses di dunia aktivis beberapa amanat juga sempat diemban, diantaranya Ketua BPM FPIS IKIP Malang, Sekretaris Racana IKIP Malang, Wakil Ketua PC PMII Malang, Ketua Moslim Studi IKIP Malang.
Saat pulang kampung kegemarannya berorganisasi dilanjutkan ke DPD II KNPI Kudus, Sekretaris dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah, Sekretaris DPD I KNPI Jateng dan saat ini masih menjadi Ketua DPC Perkumpulan Pabrik Rokok Dan Petani Tembakau Indonesia (P2RPTI) Kabupaten Semarang.
Saat pulang kampung dengan menyandang gelar sarjana IKIP Malang, suami Prof Dr Hj Ida Zulaeha, M Hum guru besar Unnes Semarang ini mengabdikan diri sebagai pendidik atau guru PNS (sekarang ASN) pada lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama.
Di sela menggeluti profesi guru ASN dan berlanjut ke ranah birokrat Kementerian Agama (Kemenag) serta berproses dalam dunia aktivis dan pergerakan, ayah 2 putra yakni M Fajrul Falah Al-Ansory dan M Faisal Fahmi ini menyempatkan diri untuk meningkatkan kualitas aktivitas dan gerakannya, program pascasarjana Unnes dimasukinya, secara beruntun dua gelar, magister dan doktor pendidikan (Dr dan MPd) berhasil diraihnya.
Pengabdiannya sebagai ASN di Kemenag ditinggalkan dan bergeser ke almamaternya, sebagai dosen di Unnes. Selain itu juga mengajar di beberapa perguruan tinggi lain di Jateng. Meski usia merangkak senja, Suratno Syukron tidak kendor semangatnya dalam menjalani dunia pergerakan terutama di kalangan atau komunitas terpelajar.
Seraya menikmati ketenangan hidup di rumah tinggalnya di Perumahan Kepodang Asri No 56 Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang kini Suratno Syukron membina kader-kader muda NU yang sedang menempuh jalur akademik di Kota Semarang dan sekitarnya dengan mendirikan Pesantren Mahasiswa Assabiila yang berlokasi di Gang Kedawung 1 Patemon Baru, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, 300 meter dari kampus Unnes.
Di pesantren ini santri diajak untuk melakukan kajian kitab-kitab klasik setiap hari untuk bekal menjalani rutinitas dalam berproses di dunia akademik, para aktivis IPNU dan IPPNU atau santri yang melanjutkan studi ke Unnes tidak perlu mencari rumah kos, tapi dapat langsung nyantri ke Assabila.
Begitu juga lanjutnya, para mahasiswa aktivis PMII dan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) dipersilahkan melanjutkan nyantri dan berproses di Assabila, di sini juga akan memperoleh pendidikan tambahan berupa setoran ngaji Al-Qur’an, tahtiman Al-Qur’an, kajian kitab salaf, qiyamul lail dan kajian akademik bersama para pengasuh di pesantren.
“Mari kita bersama mengubah tantangan menjadi peluang bersama Pesantren Assabila, kita jemput momentum hari esok yang lebih cerah dengan serius, tekun, tidak ramai-ramai tapi di ujung hasilnya nyata, Assabila kita jadikan wahana persiapan untuk menghadapi kehidupan selanjutnya setelah berproses di kampus,” pungkasnya.
Berikut perjalanan karir KH Suratno Syukron:
- Guru Pertama/Kepala MAN 2 Kudus tahun 1993
- Guru Dewasa Tk.I MAN 1 Semarang tahun 2001
- Kepala Seksi Mapenda Kantor Kemenag Batang tahun 2005
- Kepala Seksi Pekapontren Kantor Kementerian Agama Batang tahun 2007
- Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan tahun 2011, Dosen Pascasarjana IAIN Pekalongan, Dosen Pascasrajan UNSIQ Wonosobo 2012-2017
- Pegawai pada Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Jateng 2014
- Penyusun Bahan Pendaftaran/Pembatalan Haji Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Jateng tahun 2014
- Pengembang Petugas Haji pada Seksi Pembinaan Haji dan Umroh Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jateng tahun 2017
- Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kemenag Kabupaten Semarang tahun 2018
- Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kemenenag Kabupaten Semarang tahun 2019
- Dosen Uviversitas Negeri Semarang (Unnes) hingga sekarang
Penulis: M Ngisom Al-Barony
https://jateng.nu.or.id/sosok/dr-h-suratno-syukron-mpd-bekerja-dalam-sunyi-dengan-hasil-nyata-XxOKo