Pati, NU Online
Para petani di Pati, Jawa Tengah, memperoleh hasil panen yang merosot tajam alias gagal panen pada periode musim kedua tahun ini. Gagal panen ini akibat para petani tak mendapatkan pengairan untuk padi, padahal sawahnya bertipe tadah hujan.
Suhali, petani dari Desa Dukuhmulyo, Jakenan, Pati mengaku mendapatkan hasil panen yang merosot tajam dan bahkan gagal panen. Ia hanya memperoleh hasil sekitar 8 persen dari seluruh sawah yang digarap.
“Dari semua sawah (tiga petak setengah) hanya panen 12 karung. Kalau panen normal dapat 67 karung,” ujarnya kepada NU Online pada Selasa (25/6/2024).
Selain mempunyai beberapa petak sawah sendiri, Suhali juga menyewa sawah satu petak dengan sistem bagi hasil. Namun sawah hasil menyewa bagi hasil ini, gagal total panennya alias tidak panen sama sekali.
“Wah tidak panen ini. Sama sekali, blas. Sangat rugi,” katanya.
Ia mengaku, pada panen kali ini mengalami kerugian sangat besar karena hasil panen tidak mampu menutupi biaya tanam dan operasional.
Biaya tanam dan biaya operasional meliputi biaya pupuk, obat, dan perawatan sekitar Rp5-6 juta. Pada panen kali ini, ia hanya mendapat 12 karung atau sekitar Rp3,5 juta. Belum lagi ada tenaga fisik yang harus ia keluarkan untuk menanam dan merawat padi.
Baca Selengkapnya di
https://www.nu.or.id/daerah/gagal-panen-akibat-tak-dapat-pengairan-petani-di-pati-minta-pemerintah-buat-bangunan-irigasi-8aOXg