Surabaya, NU Online Jatim
Membincangkan kiprah dan kontribusi para ulama lokal sebenarnya tidak terlepas dari jejaring sanad keilmuan yang dimilikinya. Sebut saja Syaikhona Kholil, KH. Hasyim Asyari yang secara sanad keilmuan bersambung dengan para ulama Surabaya dan Sidoarjo, misalnya KH. Abdul Qohhar Sidoresmo, KH. Ya’qub Panji, Buduran, yang kesemuanya saling berjejaring antar Kiai satu dengan Kiai yang lain.
Berkaitan mengungkap lebih dalam hal itu, Tim Nahdlatut Turots, Darul Utsmani, Lajnah Turots Syaikhona Kholil dan Tim Turots Sidogiri bekerjasama dengan dzuriah KH. Tamim Wadungasri yang diwakili Gus Ifdlolul Maghfur, Gus Makinun dan Gus Haris mengadakan digitalisasi dan katalogisasi manuskrip Wadungasri.
Bertempat di Gedung Tarbiyah Nahdliyah Dunia Akhirat (Tanada) beberapa manuskrip koleksi KH. Tamim berkaitan erat dengan Pesantren Sidosermo Surabaya, Pesantren Sidogiri Pasuruan, dan Pesantren Tegalsari Ponorogo. Kitab yang didigitalisasi meliputi kitab tauhid, fikih, tasawuf, kumpulan doa, dll.
“Alhamdulillah dari beberapa kitab manuskrip koleksi KH. Tamim teridentifikasi namanya, seperti KH. Mas Sahal bin KH. Abdul Qohar Sidosermo, KH. Mas Abdul Qohar Sidosermo, KH. Nur Sidogiri, KH. Mannan Wadungasri”, kata Lora Usman ketua tim Nahdlatut Turots.
“Ini menunjukkan bahwa jejak intelektual Kiai Tamim serta para ulama dahulu saling berkaitan dan memiliki ikatan sanad keilmuan yang kuat, terlebih di dalam salah satu manuskrip tertera stempel Syaikh Zaini Dahlan yang merupakan gurunya para ulama Nusantara di tanah Hijaz”, imbuhnya.
Acara ini berlangsung selama tiga hari, sejak hari Rabu tanggal 4 Juli 2024 dan rampung pada hari Sabtu tanggal 6 Juli 2024. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pegiat turots lain dari unsur akademik dan beberapa kiai yang sangat peduli dengan pelestarian turots nusantara.