PERTANYAAN :
Assalamualaikum wr wb. Mau tanya : Bolehkah memakan DAGING ANJING, dengan niat mengikuti MADZHAB MALIKI? Terimakasih. [Moe Moech].
JAWABAN :
Wa’alaikumussalam. Tidak boleh, karena menurut Imam Hathab Ar Ru’ainiy Al Malikiy belum ada penjelasan (dalam madzhab Maliki) yang membolehkan memakan daging anjing. Meskipun dalam Madzhab Malikiyyah memang ada dua pendapat, makruh makan daging anjing rumahan, dan dikatakan diharamkan (yang Shahih Menurut Imam Abdil Barr Al Malikiy).
جاء في الشرح الكبير للدردير على مختصر خليل المالكي: والمعتمد أن الكلب الإنسي مكروه، وقيل حرام، ولم يرد قول بإباحته. وأما كلب الماء وخنزيره فالمعتمد أنهما مباحان.
Hal ini tertuang dalam penjelasan kitab Asy Syarhu Al Kabir Syarhu Mukhtasar Khalil Al-Maliki:
Yang dijadikan landasan adalah bahwa anjing rumahan MAKRUH, dan dikatakan DIHARAMKAN, DAN BELUM ADA PERNYATAAN YANG MEMBOLEHKAN. Adapun anjing laut dan babi laut, diperbolehkan.
وحاشية الدسوقي على الشرح الكبير على مختصر خليل في الفقه المالكي: الَّذِي حَصَّلَهُ الحطاب فِي الْكَلْبِ قَوْلَانِ: الْحُرْمَةُ, وَالْكَرَاهَةُ, وَصَحَّحَ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ التَّحْرِيمَ، قَالَ الحطاب: وَلَمْ أَرَ فِي الْمَذْهَبِ مَنْ نَقَلَ إبَاحَةَ أَكْلِ الْكِلَابِ. انتهى
Kalau bermazhab Maliki ada yang berpendapat begitu anjingnyapun harus rumahan, tapi sebagian dari mereka ada juga yang membenarkan seperti mayoritas ulama (jumhur) akan keharamannya. Masalahnya ingin makan daging anjing dengan mengikuti madzhab Maliki dalam rangka apa Hajat, darurat, atau cari enaknya saja Pertimbangannya jumhur yang mengharamkan begini, menurut riwayat hadits, ketika Al Qur’an dan Rasulullah -ﷺ-mengharamkan, maka kita juga harus mengharamkan, ketika menghalalkan kita juga harus menghalalkannya :
Diriwayatkan dari Al Miqdam bin Ma’di Karib radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ألا إنِّي أوتيتُ الكتابَ ومثلَهُ معَهُ ، ألا يوشِكُ رجلٌ ينثَني شبعانَ على أريكتِهِ يقولُ : عليكمُ القُرآنَ ، فما وجدتُمْ فيهِ من حلالٍ فأحلُّوهُ وما وجدتُمْ فيهِ من حرامٍ فحرِّموهُ
“Ketahuilah bahwa aku diberikan Al Qur’an dan sesuatu yang semisalnya (As Sunnah) untuk membersamainya. Ketahuilah, akan ada orang yang bersandar dalam keadaan kekenyangan di atas dipannya, lalu ia berkata: “hendaknya kalian berpegang pada Al Qur’an, yang kalian dapati halal di dalamnya maka halalkanlah, yang kalian dapati haram di dalamnya maka haramkanlah”. (HR. Abu Daud no. 4604, Ahmad no. 17174)
Dan diriwayatkan didalam riwayat lain terdapat tambahan:
ألا وإنَّ ما حرَّمَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ مثلُ ما حرَّمَ اللَّهُ
“Ketahuilah apa-apa yang diharamkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu semisal dengan apa yang Allah haramkan”. (HR. Ahmad no.17194)
كل من الأئمة الأربعة على الصواب ويجب تقليد واحد منهم ومن قلد واحدا منهم خرج من عهدة التكليف وعلى المقلد أرجحية مذهبه أو مساواته ولايجوز تقليد غيرهم فى إفتاء أو قضاء. قال ابن حجر ولايجوز العمل بالضعيف بالمذهب ويمتنع التلفيق فى مسألة كأن قلد مالكا فى طهارة الكلب والشافعى فى مسح بعض الرأس (إعانة الطالبين, الجزء 1 الصفحة 17)
“Setiap imam yang empat itu berjalan di jalan yang benar, maka wajiblah bagi umat islam untuk bertaqlid kepada salah satu di antara yang empat tadi sebab orang yang sudah bertaqlid kepada salah satu imam yang empat tersebut maka ia telah terlepas dari tanggungan dalam keagamaan dam orang yang bertaqlid haruslah yakin bahwqa madzhab yang ia ikuti itu benar dan sama benarnya dengan yang lain serta tidak boleh bertaqlid kepada madzhab lain selain madzhab yang ia ikuti, seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Hajar alhaitami: tidak boleh seseorang yang menganut suatu madzhab berbuat talfiq (mencampur adukkan madzhab untuk mencari yang ringan-ringan) misalnya mengikuti imam malik yang mensucikan anjing dan juga mengikuti imam syafi’ie dalam membasuh sebagian kepala dalam berwudu”. (I’anatut Tholibin I/17). Wallohu a’lam. [Ȟȃqqȕ Ēḽ- Ỵȃqēēṇ Ķȕṇ, Ef Haa].
LINK ASAL :
https://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/8329658347056900/https://www.piss-ktb.com/2024/07/6288.html