Semarang, NU Online Jateng
Ustadzah asal Pesantren Al Ihsan Lirboyo, Jawa Timur, Ning Imaz Fatimatuz Zahra atau akrab disapa Ning Imaz menyampaikan bahwa sebelum menginginkan jodoh yang terbaik untuk diri sendiri, sebagai seorang muslim harus terus memperbaiki diri hingga sampai pada tahap matang dan siap untuk menikah. Hal tersebut disampaikan saat mengisi Kajian Malam Jum’at di Santrendelik, Jl. Kalialang Lama, Gunungpati, Semarang, pada Kamis (18/7/2024).
“Ketika kita menginginkan jodoh yang terbaik, yang pertama kali harus dibangun adalah diri kita. Karena menikah itu gampang, tapi setidaknya sudah sama-sama selesai dengan diri sendiri, sudah tau kebutuhan diri dan pasangan seperti apa yang kita butuhkan,” ucapnya.
Istri dari Pengasuh Pesantren Mambaul Hikmah Kaliwungu ini menambahkan, tidak masalah apabila seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan menentukan kriteria dalam memilih pasangan.
“Menentukan skala prioritas dalam memilih pasangan itu diperbolehkan bagi siapapun baik laki-laki maupun perempuan, tidak masalah apabila seorang perempuan mempunyai kriteria tertentu dari calon suami,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa untuk mendapatkan jodoh sama halnya seperti mencari rizki, tetap harus diupayakan meskipun sudah ditentukan. “Jodoh ini logikanya sama seperti rizki, kalau kiranya kita tidak mencari ya tidak mungkin datang sendiri. Jadi, rizki itu macam-macam bentuknya bukan hanya nominal saja,” tuturnya.
Ning Imaz mengatakan, dalam sebuah pernikahan bukan tidak mungkin terdapat sebuah perbedaan. Namun, ia menggarisbawahi yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah perbedaan tersebut bukan suatu hal yang bersifat fatal ataupun prinsip dalam hidup.
“Dalam pernikahan yang dicari pasti kesamaannya, tetapi pasti akan ada perbedaan yang ditemukan. Maka dari itu, pastikan perbedaan tersebut bukan hal prinsip atau yang bersifat fatal. Terutama perbedaan keyakinan, kamu yakin dia nggak yakin misalnya,” ujarnya.
Putri Alm KH Abdul Kholiq Ridwan, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Al Ihsan Lirboyo ini juga menyampaikan bahwasanya terdapat bentuk keadilan Allah SWT dalam menciptakan laki-laki. Dimana seorang laki-laki diberikan kekuatan lebih, untuk memenuhi tanggung jawab.
“Karena bagaimanapun mandirinya seorang perempuan tetap membutuhkan pendamping. Terkadang yang diperlukan oleh perempuan bukan seberapa banyak, tapi bagaimana seorang laki-laki bisa menenangkan, tidak membentak, ataupun mengatakan hal-hal yang dapat melukai hati,” ucapnya.
Dalam pungkasnya, ia menyampaikan sebuah ayat yang artinya; “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”, (Q.S Al-Baqarah:216).
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/ning-imaz-perbaiki-diri-sebelum-memilih-pasangan-hidup-O0lsM