Komitmen ITSNU Pekalongan Hasilkan Alumni berkarakter Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah​​​​​​​

Pekalongan, NU Online Jateng

Rektor Institusi Teknologi Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan Pro. Rizqon Halal Syah Aji menyampaikan pesan penting dari para Kiai pendiri Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) kepada para wisudawan ITSNU Pekalongan. Ia menekankan bahwa setelah lulus, mahasiswa tidak hanya membawa gelar sarjana, tetapi juga harus memiliki karakter Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

 

“Oleh karena itu, Anda (wisudawan) bukan semata-mata sebagai sarjana saja, tetapi Anda dan panjenengan semua, bapak ibu pasti menginginkan ini, yaitu sifat-sifat Ulul Albab yang harus melekat pada setiap alumni,” ujarnya dalam sambutannya pada Wisuda ke-III ITSNU Pekalongan yang digelar di Parkside Mandarin Hotel, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (16/10/2024).

 

Prof Rizqon yang juga merupakan anggota Lembaga Perguruan Tinggi (LPT) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menyebutkan beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh para alumni, salah satunya adalah sifat shiddiq atau jujur dalam menjalankan keilmuannya. Menurutnya, ilmu tidak akan lahir tanpa kejujuran.

 

“Salah satunya adalah shiddiq, jujur dengan kondisi keilmuan, karena ilmu tidak akan dilahirkan tanpa kejujuran,” tegasnya.

 

Selain itu, Prof Rizqon juga menekankan pentingnya sifat amanah. Ia berpesan kepada seluruh wisudawan bahwa di dunia kerja, modal awal yang harus dimiliki adalah kejujuran.

 

“Bukan ilmu dulu, tapi kejujuran atau amanah harus dijalankan dengan baik, baru kemudian ilmu. Amanah ini harus ditularkan kepada teman-teman Anda agar suasana di tempat kerja, institusi, lembaga, atau di mana pun Anda mengamalkan ilmu, menjadi kondusif,” lanjutnya.

 

Pesan ini, menurut Prof Rizqon, merupakan amanah dari para pendiri NU dan PTNU agar alumni tidak hanya memperoleh ilmu, tetapi juga berkarakter Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

 

Prof Rizqon juga menyampaikan bahwa keilmuan dan pekerjaan ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Menurutnya, belajar dan bekerja adalah bentuk apresiasi terhadap potensi diri, yang harus dimaksimalkan.

 

“Apresiasi potensi ini harus Anda maksimalkan hingga titik nadir atau titik optimum. Ketika Anda belajar, itu adalah latihan untuk bekerja, dan ketika Anda bekerja, itu adalah implementasi dari ilmu yang sudah dipelajari,” jelasnya. 
 

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa konsep ini dikenal sebagai labour potential atau potensi tenaga kerja. Konsep ini, katanya, sudah tercantum dalam berbagai kitab yang dipelajari oleh para ulama.

 

“Di perguruan tinggi NU ini, kita lengkap. Apa pun ada, tinggal bagaimana para dosen mengamalkan ilmunya kepada anak-anak kita dengan ikhlas,” tuturnya.

 

“Ikhlas inilah yang akan membawa mereka (alumni) mewakili kita (pengajar ITSNU Pekalongan) di masa depan, bahwa ilmu yang kita berikan adalah ‘ilman nafi’an’ dan mudah-mudahan menghasilkan sesuatu yang dinamakan ‘rizqon halalan mubarokan,’” tutupnya.

 

Sebagai informasi, pada tahun keenam berdirinya, ITSNU Pekalongan telah meluluskan lebih dari 800 mahasiswa. Pada Wisuda ke-III tahun 2024 ini, sebanyak 316 wisudawan dari program studi S-1 dan D-III berhasil diwisuda.

https://jateng.nu.or.id/pendidikan-tinggi/komitmen-itsnu-pekalongan-hasilkan-alumni-berkarakter-ahlussunnah-wal-jamaah-an-nahdliyah-TCPxY

Author: Zant