Tegal, NU Online Jateng
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 di Desa Sumbarang, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat. Kegiatan ini menjadi sarana memperkuat persatuan dan kebersamaan warga Desa Sumbarang sekaligus meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) dari berbagai faham yang menyimpang. Bertempat di MI Miftahul Ulum Sumbarang, pada Ahad-Selasa, (22-23/10/2024).
Pada hari pertama, acara dibuka dengan istighosah dan tahlil bersama yang dipimpin oleh Syuriah Ranting NU Desa Sumbarang, Ustadz Moh Ma’mun. Istighosah dan tahlil ini diikuti secara khusyuk oleh seluruh peserta yang hadir, menunjukkan antusiasme dan semangat religiusitas warga yang begitu tinggi dalam memaknai peringatan Hari Santri Nasional ini.
Pembina Ansor Sumbarang, Moh Jamani, dalam sambutannya menekankan pentingnya mempererat silaturahmi di antara warga masyarakat. Ia menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan momentum bagi masyarakat Sumbarang untuk lebih memperkuat persatuan dan kebersamaan.
“Persatuan yang kuat akan menjadi fondasi kokoh bagi kita dalam menghadapi berbagai tantangan, terutama menjaga aqidah Aswaja dari pengaruh faham yang menyimpang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ketua Tanfidziyah Ranting NU Desa Sumbarang, Ali Hasan dalam sambutannya menyampaikan perlunya meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan di desa. Ia menyebut bahwa kegiatan seperti ini menjadi salah satu upaya penting dalam memperkuat keimanan dan menjaga aqidah yang diwariskan oleh para ulama terdahulu.
“Kita memiliki tanggung jawab besar dalam merawat dan mengembangkan kegiatan agama agar aqidah kita tetap kokoh,” ujarnya.
Acara semakin khidmat dengan tausiyah yang disampaikan oleh KH Hasyim Miftah.Dalam mauidhoh hasanahnya, KH Hasyim Miftah mengingatkan kembali tentang peran para ulama pada masa Resolusi Jihad. Ia menjelaskan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu dalam menjaga agama, bangsa, dan negara.
“Semangat Resolusi Jihad harus tetap kita jaga, karena inilah yang menjadi landasan kita dalam mempertahankan agama dan tanah air,” tutur KH Hasyim Miftah.
Pada hari kedua, acara dibuka dengan pembacaan Maulid yang dipimpin oleh Jamiyah Muslimat Fatayat Desa Sumbarang. Suasana haru dan semarak terlihat saat Maulid dibacakan, memperlihatkan kecintaan warga terhadap Nabi Muhammad saw.
Puncak acara pada hari kedua adalah peluncuran usaha Badan Usaha Milik NU (BUMNU) Ranting Sumbarang yang diberi nama “Mandiri Umat”. Usaha ini diresmikan langsung oleh Direktur Utama, Inamul Aufa, yang juga Ketua Ansor Ranting Desa Sumbarang. Peluncuran BUMNU ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi umat di Desa Sumbarang serta menjadi salah satu bentuk kemandirian ekonomi bagi warga desa.
Seluruh rangkaian acara Hari Santri di Desa Sumbarang ini menjadi bukti bahwa masyarakat desa masih bersemangat dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan persatuan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana efektif dalam mendekatkan masyarakat dengan tradisi keagamaan, sehingga nilai-nilai luhur Aswaja tetap tertanam kuat di tengah-tengah masyarakat.