Wonosobo, NU Online Jateng
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa tingkat SMA se-Wonosobo menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang merupakan salah satu implementasi dari program Merdeka Belajar. Acara ini digelar di SMA NU Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada Rabu (30/10/2024).
Acara ini dibuka langsung oleh Pengawas SMA pada Cabang Dinas IX Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Sabar Riyanto. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah melestarikan budaya dan bahasa daerah, utamanya pada kepala sekolah dan guru bahasa jawa di kabupaten Wonosobo.
“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya terhadap semua pihak utamanya kepala sekolah dan guru bahasa jawa yang melestarikan budaya dalam hal ini bahasa daerah atau bahasa jawa agar selalu menjadi karakter baik bagi kita,” jelasnya.
Sabar juga menambahkan bahwa terdapat empat ciri yang di sematkan dalam sekolah yang bermutu pertama pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, kedua bapak/ibu guru selalu mengupgrade kapasitas untuk selalu belajar, ketiga sekolah menjadi tempat yang aman, nyaman, dan inklusif, dan keempat kepemimpinan kepala sekolah yang mengayomi. Menurutnya ajang FTBI ini menjadi salah satu implementasi keempat ciri sekolah bermutu tersebut.
Ia berharap dengan adanya FTBI menjadikan ajang belajar bagi siswa agar senantiasa meningkatkan kapasitas dan potensi yang dimiliki, serta turut melestarikan dan membudayakan bahasa jawa sebagai bahasa ibu dengan cara-cara yang tidak monoton dan dinamis sesuai perkembangan zaman.
“Adanya kegiatan ini saya berharap para siswa mampu meningkatkan kapasitas serta kompetensi diri, kemudian turut serta melestarikan bahasa jawa sebagai bahasa ibu dan budaya yang senantiasa berkembang sesuai perkembangan zaman,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua MGMP Bahasa Jawa tingkat SMA Kabupaten Wonosobo, merangkap ketua MGMP Bahasa Jawa cabang dinas IX Provinsi Jawa Tengah, Triana Kanthiwati mengatakan bahwa kegiatan FTBI yang diselenggarkan oleh pengurus MGMP Bahasa Jawa Wonosobo merupakan kegiatan tahunan pada bulan bahasa, terdapat 3 kategori dalam perlombaan yaitu lomba Membaca Geguritan, Nyerat Cakepan Tembang Macapat, dan Sesorah.
“Sebenarnya FTBI ini menjadi kegiatan tahunan di bulan Oktober sebagai bulan bahasa, akan tetapi selalu kami dari MGMP berkoordinasi dan menunggu izin dari MKKS Wonosobo untuk menjalankan kegiatan ini, tahun 2024 bertepatan pada tanggal 30. Tahun sebelumnya untuk lomba fokus kita pada menulis aksara jawa dan baru 2 kategori, kalau tahun ini fokus ke sastranya. Ada 3 kategori yaitu membaca geguritan, sesorah, dan menulis tembang macapat,” jelasnya saat ditemui NU Online Jateng.
Ia mengatakan bahwa sasaran dari kegiatan FTBI ini adalah siswa SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Wonosobo dikarenakan wilayah kepengurusan yang berbeda.
“FTBI ini menyasar siswa SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Wonosobo. Mengapa demikian? Karena memang kepengurusan MGMP antara SMA dan SMK pun MA itu berbeda, sehingga perayaan bulan bahasa tahun ini waktunya tidak bareng antara SMA dan SMK kemungkinan besar juga tiap sekolah ikut merayakan bulan bahasa di sekolah masing-masing,” terangnya.
Ia juga menambahkan, sesuai data yang masuk melalui email panitia terdapat total 72 peserta lomba yang mengikuti kegiatan FTBI tahun 2024 dengan rincian 29 peserta untuk kategori membaca geguritan 21 peserta kategori menulis tembang macapat, dan 22 peserta untuk kategori sesorah.
“Sesuai data yang mengisi di link yang kami share total ada 72 peserta lomba dengan rincian 29 peserta membaca geguritan, 21 menulis tembang macapat, dan sisanya 22 untuk sesorah. Per hari ini belum saya cek lagi terkait pendaftar yang on the spott karena memang saya yakin pesertanya bertambah,” tambahnya.
Triana membeberkan sumber pendanaan kegiatan FTBI yang di panitiai oleh pengurus MGMP Bahasa Jawa SMA se-Wonosobo menggunakan swadaya atau iuran berasal dari sekolah masing-masing dalam melangsungkan kegiatan tersebut, dengan total biaya pendaftaran sebesar dua ratus ribu rupiah termasuk meliputi tiga kategori lomba yang diikuti oleh sekolah yang mengirimkan delegasinya.
Lebih dari itu, ia berharap kegiatan FTBI ini menjadi ajang tahunan yang berkelanjutan dan bisa mengantarkan potensi siswa dalam melestarikan bahasa daerah tidak berhenti pada tingkat kabupaten, melainkan sampai pada provinsi terlebih membangun kepercayaan pada tingkat nasional bahwa bahasa jawa akan terus lestari lewat tangan generasi-generasi mendatang.
“Tentunya dengan adanya FTBI ini meskipun baru tahun ke-2 terselenggara di Kabupaten Wonosobo akan tetapi semoga terus berlanjut bahkan mungkin sampai tingkat yang lebih tinggi provinsi bahkan nasional kedepannya. Membangun kepercayaan diri utamanya kepada generasi muda bahwa bahasa jawa bukanlah mokok menakutkan bagi orang jawa itu sendiri melainkan sesuatu yang perlu terus di lestarikan dan di bumikan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam acara pembukaan yang bertempat di aula SMA NU Kejajar Wonososbo turut dihadiri oleh sebagian Kepala Sekolah SMA Se-Wonosobo yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Wonosobo, Guru Pendamping peserta lomba FTBI SMA se-Wonosobo tahun 2024, dan seluruh elemen yang mendukung kegiatan.
Pengirim: Ulfiya Nadhifah