Semakin dekat seseorang dengan teman koleganya, semakin asyik pertemanan yang mereka jalin. Dan ketika semakin asyik jalinan pertemanan, maka semakin tidak ada sekat rahasia di antara keduanya.
Pertemanan yang kian dekat sering melahirkan persekongkolan, atau istilah lain seiya sekata dalam ucapan atau tindakan. Entah itu persekongkolan positif atau pesekongkolan negatif.
Jangan bersekongkol dalam kejahatan (dosa) meski salah satu diantara kalian berjanji akan menanggung dosanya. Karena kelak setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing sedangkan pertemanan di hari itu telah terputus.
Ketika Sangkala Israfil ditiup (kiamat), tidak ada seorang teman yang menanyakan keberadaan teman karibnya, padahal pada hari itu mereka saling melihat.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ma’arij Ayat 10-11:
وَلَا يَسۡـَٔـلُ حَمِيۡمٌ حَمِيۡمًا*
يُّبَصَّرُوۡنَهُمۡؕ يَوَدُّ الۡمُجۡرِمُ لَوۡ يَفۡتَدِىۡ مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِٮِٕذٍۢ بِبَنِيۡهِۙ*
Artinya:
(10) dan tidak ada seorang teman karib pun menanyakan temannya, (11) sedang mereka saling melihat. Pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab dengan anak-anaknya. (QS Al-Ma’arij : 10-11)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/hari-ketika-pertemanan-terputus-NGWEp