Satu lagi makam keramat yang ada di wilayah Kabupaten Garut. Makam keramat yang dimaksud adalah Makam Syekh Fatah Rohmatulloh yang beralamat di Tanjungsinguru, Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
Akses Menuju Makam
Untuk dapat sampai ke Makam Syekh Fatah Rohmatulloh, para peziarah tinggal menuju Jalan Raya Kamojang-Samarang Garut. Sesampai di Puskesmas Sukakarya-Samarang, peziarah yang datang dari arah Tarogong, Bayongbong dan sekitarnya tinggal belok ke arah utara di sebelah kanan sejauh 5 KM dengan menyusuri Kampung Gadog, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, kemudian lurus menuju Kampung Awiligar, Desa Tanjungkarya, Desa Samarang dan berakhir di Tanjungsinguru.
Sementara, bagi peziarah yang datang dari arah Kamojang, sesampai di Pukesmas Sukakarya-Samarang tinggal belok ke sebelah kiri menuju arah utara hingga berakhir di Tanjungsinguru. Adapun akses menuju Makam Syekh Fatah Rohmatulloh dari pertigaan Puskesmas Sukakarya-Samarang dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Akses menuju Makam Syekh Fatah Rohmatulloh dari arah Kamojang juga dapat dipakai oleh para peziarah yang berasal dari wilayah Bandung, Majalaya, Soreang, dan sekitarnya. Dengan demikian, akses menuju Makam Syekh Fatah Rohmatulloh dari luar wilayah Kabupaten Garut dapat diakses melalui dua jalur, yaitu melalui arah Tarogong, dan melalui arah Kamojang.
Nuansa Makam Keramat
Seperti pada umumnya menuju makam keramat, para peziarah akan merasakan nuansa geografis wilayah khas makam keramat. Misalnya, para peziarah akan terlebih dahulu menyusuri jalan-jalan yang terjal, serta menyusuri wilayah perkebunan dan pesawahan yang tanahnya masih asri dan subur. Terlebih saat sudah sampai di gerbang Makam Syekh Fatah Rohmatulloh, para peziarah akan merasakan nuansa makam keramat yang sesungguhnya.
Nuansa makam keramat Syekh Fatah Rohmatulloh seperti pada umumnya makam keramat yakni:
Pertama, sebelum berziarah, peziarah harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari penjaga makam (kuncen);
Kedua, sebelum berziarah, peziarah dianjurkan untuk membersihkan dan mensucikan diri dengan mandi atau wudhu terlebih dahulu;
Ketiga, tampak sebelum masuk areal makam keramat, terdapat sebuah masjid yang dapat digunakan untuk shalat;
Keempat, terdapatnya sumber mata air yang bersih yang dipakai peziarah untuk mandi dan berwudhu, dan terkadang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari;
Kelima, letak makam utama (Makam Syekh Fatah Rohmatulloh) berada di tempat paling tinggi dari makam-makam yang lainnya dengan struktur bangunan/tanahnya mirip dengan punden berundak;
Keenam, areal makam keramat dibiarkan sebagaimana halnya hutan tanpa hunian;
Ketujuh, areal makam keramat berada di lereng bukit menghadap lahan atau tanah kosong di depannya;
Kedelapan, terdapat adab dan sopan santun manakala para peziarah akan melaksanakan ziarahnya.
Adab dan sopan santun saat berziarah ke Makam Syekh Fatah Rohmatulloh yakni; Pertama, para peziarah wajib melepas alas kaki (sandal/sepatu); Kedua, para peziarah laki-laki dianjurkan untuk memakai tutup kepala (kopiah/peci); dan ketiga, peziarah perempuan wajib menutup aurat (memakai kerudung/jilbab).
Silsilah Syekh Fatah Rohmatulloh
Syekh Fatah Rohmatulloh adalah putera Syekh Nazamuddin Jangalatri Sembah Dalem Sewa Sagara bin Sunan Tubuy bin Dalem Sentak Dulang (Bojongkoneng, Bandung) bin Dalem Nayasari (Soreang) bin Dalem Pakancilan (Pandeglang).
Adapun, Sunan Tubuy, kakeknya Syekh Fatah Rohmatulloh merupakan seorang tokoh yang diislamkan oleh Prabu Kiansantang (Godog-Garut). Sunan Tubuy sendiri mempunyai putera tiga, yakni Syekh Nazamuddin Jangalatri Sembah Dalem Sewa Sagara (ayah Syekh Fatah Rohmatulloh), Syekh Abdul Manaf Mahmud (Bandung), dan Syekh Dalem Arga Difa (Banjaran-Bandung).
Sementara, Syekh Nazamuddin Jangalatri Sembah Dalem Sewa Sagara (ayahnya Syekh Fatah Rohmatulloh) merupakan salahsatu penggawa/pengawal atau salahsatu panglimanya pasukan Syekh Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Djati) dan Raden Fatahillah saat menyerang Batavia yang dikuasai Portugis. Nama Syekh Fatah Rohmatulloh sendiri merupakan nama yang diberikan dari seorang ayah (Syekh Nazamuddin Jangalatri Sembah Dalem Sewa Sagara) kepada anaknya sebagai tanda syukur atas keberhasilan menaklukan Batavia.
Jika demikian, maka dapat diketahui bahwa Syekh Fatah Rohmatulloh merupakan tokoh yang masih satu zaman di bawahnya dengan Syekh Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Djati). Kemudian Syekh Fatah Rohmatulloh menikah dengan puteri Sultan Hasanudin Banten (Ratu Biru) dan menetap sampai akhir hayatnya di Tanjungsinguru serta mendirikan pesantren yang kelak menjadi cikal bakal pesantren-pesantren terkemuka di Kabupaten Garut yang di antaranya adalah pesantren Fauzan Sukaresmi dan Al-Falah Biru yang banyak melahirkan ulama-ulama terkemuka di Kabupaten Garut dan kabupaten-kabupaten lainnya.
Rudi Sirojudin Abas, Peneliti Makam Keramat.