Bandung, NU Online Jabar
Adzan merupakan tanda penyeru bahwa sudah waktunya masuk untuk mengerjakan shalat fardhu. Adapun iqamah merupakan tanda bahwa shalat fardhu akan dimulai.
Orang yang mengumandangkan adzan disebut muadzin. Sebelum melaksanakan shalat kita dianjurkan untuk mengerjakan adzan dan iqamah. Namun, tidak untuk shalat sunnah.
Hukum mengerjakan adzan dan iqamah ini adalah sunnah muakkad bagi shalat fardhu, baik dilakukan secara berjamaah ataupun sendirian (munfarid).
Menurut pendapat ulama dari kalangan madzhab Syafi’iyah, Hanafiyah, dan Hanabilah, adzan harus dilafalkan dengan bahasa Arab.
Adapun berikut lafadz lengkap bacaan adzan:
(٢x) اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ
Allâhu Akbar, Allâhu Akbar (2x)
(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)
(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
Asyhadu allâ ilâha illallâh. (2x)
(Aku Bersaksi Tiada Tuhah selain Allah)
(٢x) أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Asyhadu anna Muhammadan rasûlullâh. (2x)
(Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah)
(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
Hayya ‘alash shalâh (2x)
(Marilah laksanakan shalat)
(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
Hayya ‘alal falâh. (2x)
(Marilah menuju kepada kejayaan.)
(١x) اَللهُ أَكْبَرُ ،اَللهُ أَكْبَرُ
Allâhu Akbar, Allâhu Akbar
(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)
(١x) لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ
Lâ ilâha illallâh
(Tiada Tuhan selain Allah)
Melansir NU Online, Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994, hal. 94) menjelaskan bahwa setelah selesainya adzan dikumandangkan kita dianjurkan untuk membaca shalawat kemudian dilanjutkan untuk membaca doa.
Doa setelah adzan.
اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةْ وَالصَّلاةِ القَائِمَةْ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدَنِ اْلوَسِيْلَةَ وَاْلفَضِيْلَةْ وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوْدًا اَّلذِيْ وَعَدْتَهْ
Allâhumma rabba hâdzihid da’watit tâmmah, washshalâtil qâ-imah, âti sayyidana muhammadanil washîlata wal fadhîlah, wab’atshu maqâmam mahmûdanil ladzî wa’adtah.
Artinya, “Wahai Tuhanku, yang memiliki seruan sempurna ini serta shalat yang segera akan dilaksanakan, berilah kepada Junjungan kami Nabi Muhammad kedudukan sebagai wasilah serta kemuliaan dan bangkitkanlah ia dalam kedudukan yang terpuji sebagaimana telah Engkau janjikan.”
Adapun berikut adalah doa setelah iqamah.
اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةْ وَالصَّلاةِ القَائِمَةْصَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأٰتِهِ سُؤْلَهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ
Allâhumma rabba hâdzihid da’watit tâmmah, washshalâtil qâ-imah, shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa aa tihi su’lahu yaumal qiyaa mati.
Artinya, “Wahai Tuhanku, yang memiliki seruan sempurna ini serta shalat yang segera akan dilaksanakan, curahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw, dan berilah/kabulkanlah segala permohonannya pada hari kiamat.”
Doa ini diriwayatkan oleh sahabat Jabir dalam sahih Bukhari.
وعن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال من قال حين يسمع النداء اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ مُحَمَّداً الوَسِيْلَةَ وَالفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ، حلت له شفاعتي يوم القيامة رواه البخاري في صحيحه
Artinya, “Dari Jabi bin Abdullah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang berdoa ketika mendengar seruan azan ‘Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wab‘atshu maqāmam mahmūdanil ladzī wa‘attah,’ niscaya jatuhlah syafaatku padanya di hari kiamat.’ (HR Bukhari),” (An-Nawawi, Al-Adzkar, [Kairo, Darul Hadits: 2003 M/1424 H], halaman 44).
Pewarta: Agung Gumelar
https://jabar.nu.or.id/doa/selesai-adzan-baca-doa-setelah-adzan-dan-iqamah-berikut-ini-35YKa