Surabaya, NU Online Jatim
Sebanyak 926 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengikuti serangkaian acara wisuda. Jumlah ini merupakan terbesar dalam sejarah wisudawan Unusa. Dari jumlah tersebut lebih dari separuh dari wisudawan berpredikat cumlaude (lulus dengan pujian). Jumlahnya mencapai 550 orang yang di dominasi dari perempuan (wisudawati), Sabtu (17/09/2022).
Predikat cumlaude terbanyak berasal dari Program Studi (Prodi) Kesehatan Masyarakat 86, Gizi sebanyak 80, Pendidikan Guru SD 72, Prodi S1 Keperawatan 68. Dari 926 wisudawan sebanyak 6 orang berasal dari non muslim. Mereka yang beragama Kristen Protestan sebanyak dua orang, berasal dari Prodi Gizi atas nama Helena Sinaga dan Theresia Elzaliana.
Yang beragama Kristen Khatolik 2 orang masing-masing dari Prodi Keperawatan,Yumita Efendi dan Pendidikan Guru PAUD, Elisabet Srinita Anggarani dan 2 orang lagi beragama Hindu masing-masing dari Prodi Keperawatan, Ni Komang Sukrati dan Pendidikan Guru PAUD, Ida Ayu Kade Mahadewi.
Wakil Rektor I Unusa, Prof Kacung Marijan mengatakan, acara wisuda adalah awal dari memasuki kehidupan yang sebenarnya di masyarakat. Semoga ilmu dan pengetahuan yang di dapat di bangku kuliah menjadi bekal dalam memasuki dunia kerja. Kompetensi yang telah dimiliki akan menjadi bukti lulusan Unusa mampu bersaing di masyarakat.
“Unusa tidak hanya memberikan selembar ijazah dan transkrip nilai, tapi juga membekali Anda dengan selembar kertas sertifikat kompetensi yang diperoleh melalui uji kompetensi di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),” katanya.
Menurutnya, wisuda tahun ini memang belum semua Prodi memperoleh sertifikat kompetenasi, karena skema yang sudah terlisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) masih terbatas. Diharapkan pada wisuda berikutnya semua wisudawan akan memperoleh sertifikat kompetensi.
“Saat ini LSP sedang mengajukan penambahan ruang lingkup skema ke BNSP. Itu sebabnya pada wisuda kali ini selain memberikan ijazah kami juga menyerahkan sertifikat kompetensi,” terangnya.
Selain menyerahkan sertifikat kompetensi, Prof Kacung juga menyerahkan sertifikat kepada wisudawan terbaik. Ada 16 wisudawan terbaik, yang termasuk kategori ini adalah wisudawan yang tidak hanya memiliki Indek Prestasi Kumulatif (IPK) terbaik, tapi juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaaan yang dinilai dari pengumpulan nilai Satuan Kredit Prestasi (SKP).
“Kami menghitung nilai kegiatan yang diikuti mahasiswa dalam SKP mahasiswa, sebelum mereka diwisuda harus dapat mengumpulkan SKP minimal,” pungkasnya.