Rembang, NU Online Jateng
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Musthofa Bisri menegaskan, NU berasal dari pesantren, pesantren diasuh oleh para kiai. “Para kiai ini merupakan khadimul ummah,” tegasnya dalam acara silaturahim PBNU, PWNU dan PCNU se-Jateng di Pesantren Raudlout Tholibin Leteh Rembang, Kamis (29/9/2022).
Menurut Gus Mus, tanda gambar NU bukan karya pelukis. “Kiai Ridwan itu mimpi saja. Lalu digambar seperti itu,” terangnya di hadapan para pengurus PBNU, PWNU Jateng, dan PCNU se-Jateng itu.
Disampaikan, saat itu sudah ada kritik, pujian juga sudah ada. “Mengapa? Ini kersane Gusti Allah. Semua sesuai zamannya. Itu kehendak Allah Taala. Saya sering dicalonkan namun ndak pernah jadi, ya ini kehendak Allah Ta’ala,” ucapnya.
Gus Mus meminta, apa yang ditetapkan oleh Allah SWT diterima saja. “Pada zaman seperti ini, Allah menghendaki Kiai Miftah dan Gus Yahya jadi pengurus NU. Kita diperintahkan ikhtiar ya ikhtiar. Jadi jangan mengeluh. Yahya ini mencari pekerjaan. Enak saya jadi pengangguran saja,” yang disambut ‘ger-geran’ hadirin.
Rais Aam PBNU KH Miftahul Ahyar merasa beruntung pertemuan di Rembang bertepatan dengan haul Masyayikh Rembang, tentu banyak barakahnya. “Yang kita butuhkan saat ini memang keberkahan. Kalau tentang ilmu dan skill dapat terus dipelajari,” tegasnya.
Menurutnya, NU sejak awal didesain untuk mendunia. “Karena itu tepat sekali tema yang diusung Ketua Umum PBNU adalah merawat jagat membangun peradaban. NU merupakan miniatur Islam, maka apa yang diperintahkan oleh Islam ya diperintahkan oleh NU. Dan apa yang dilarang, juga dilarang oleh PBNU,” ungkapnya.
Menurutnya, amanat yang besar selain sebagai Khalifah fil ard, juga memakmurkan bumi. “Lebih-lebih pada usia penghujung satu abad dan akan memasuki abad kedua, merupakan zaman peralihan NU. Selain merupakan amanat para Auliya juga merupakan hasil ijtima ulama,” terangnya.
Karena itu lanjutnya, saat ini tugas kita sudah sampai mana, kita koreksi. NU ini untuk menyatukan langkah ulama, baik struktur maupun kultur, guna meneliti kembali kitab-kitab, seperti adanya manipulasi sejarah.
“Kita memerlukan sejarah yang objektif sejak masa sahabat hingga ulama yang meneruskan perjuangannya,” ujarnya.
Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh sebelumnya menyampaikan, sebagai jamiyah, NU satu komando dari PBNU. “Kita merapatkan barisan untuk berkhidmat,” ucapnya.
Pihaknya bersyukur Alhamdulillah semua PCNU sudah hadir dalam silaturahmi ini. “Semuanya kami harapkan apa yang disampaikan PBNU untuk kita laksanakan bersama.
Kita perlu ikut andil dalam menentukan masa depan bangsa sesuai Aswaja,” tuturnya.
Hal ini menurutnya, dapat dilakukan dengan menjalankan keputusan dan ketetapan, sehingga buku hasil muktamar dan Konbes NU dapat difahami dan dilakukan. “Tentu kami ucapkan terima kasih atas perhatian Ketua Umum PBNU kepada PCNU,” pungkasnya.
Pengirim: Insan Al-Huda
https://jateng.nu.or.id/nasional/gus-mus-tegaskan-nu-berasal-dari-pesantren-1r8wF