Bogor, NU Online Jabar
Rais Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bogor Barat (Bogbar), KH Abdurahman, mengucapkan selamat Hari Lahir (Harlah) ke-65 tahun Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (Jatman)
Ucapan tersebut disampaikan Kiai Adung sapaan akrab KH Abdurahman pada saat menghadiri pembaiatan pengurus Jatman Kota Bogor oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya, di Bogor Baru Kota Bogor, Senin (10/10).
“Selamat hari Milad Jamiyyah Thariqah Mu’tabaroh Annahdhiyah yang ke-65 semoga Allah Swt selalu melimpahkan rahmat keberkahan dengan memelihara dan menjaga thariqah Mu’tabaroh dan sanadnya yang ada di Nusantara dan bisa diserap oleh masyarakat untuk diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, semakin aman, damai, dan sentosa,” ucap Kiai tokoh Thariqah Qodiriyah wa Naqsabandiyah Bogor Barat itu.
Kiai Adung sendiri merupakan tokoh TQN dari Bogor Barat, juga sekaligus sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Riyadhul Anam Al-Arfah.
Dalam perjalanan menyebarluaskan paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah, Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) memiliki banyak badan otonom, di antaranya adalah JATMAN singkatan dari Jam’iyyah Ahlith Thariqah aI-Muktabarah an-Nahdliyah. Badan otonom ini beranggotakan tarekat-tarekat muktabarah di Indonesia yang didirikan pada Juli 1979 M bertepatan dengan Rajab 1399 H seperti yang dilansir dari Ensiklopedi NU
Secara harfiah, Jam’iyyah Ahlith Thariqah aI-Muktabarah an-Nahdliyah berarti perkumpulan para pengamal tarekat muktabarah NU.
Cikal bakal organisasi dibentuk di Jombang dengan nama Tarekat Nahdlatul Ulama yang diprakarsai oleh KH Muhammad Baidlowi, pemimpin NU di Jombang. Pendirian Tarekat Nahdlatul Ulama ditandatangani Muhammad Baidlowi, Najib Wahab, dan Khatib.
Organisasi ini kemudian dibawa ke Muktamar ke-26 NU di Semarang pada 1979. Di dalam Muktamar, para sesepuh tarekat seperti KH Muslih Abdul Rahman, KH Turaichan Adjuri, KH Adlan Ali mengajukan usul pada sidang pleno Syuriyah PBNU agar jam’iyah tarekat tetap satu langkah dan satu posisi dengan Ahlussunnah wal Jama’ah. Kemudian, lahirlah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah melalui Surat Keputusan PBNU nomor 137/Syur.PB/V/1980.
Pewarta: Abdul Mun’im Hasan
Editor: Abdul Manap