Cirebon, NU Online
Penceramah KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menuturkan Maulid Nabi sebagai peringatan hari lahir Nabi Muhammad saw karena sosok Nabi Muhammad sejak lahir hingga wafat terjaga kebaikan serta kesalehannya.
Hal ini, kata Gus Miftah, memang berbeda dengan para kiai yang diperingati justru hari wafatnya, atau yang disebut haul. Menurut Gus Miftah ada misalnya wali yang awalnya nakal, namun di akhir hayatnya wafat dalam keadaan mulia.
“Sementara Nabi Muhammad saw telah dipastikan sebagai Nabi dan Rasul, sehingga Nabi Muhammad memiliki status mashum atau dijaga dari maksiat dan dijamin masuk surga,” kata Gus Miftah saat Tabligh Akbar dalam rangka Maulid Nabi Muhammad saw dan Haul Sesepuh Warga Makbaroh Seren, Japurabakti, Cirebon, Jumat (14/10/2022).
Gus Miftah menegaskan jika seorang Muslim ingin meneladani Nabi Muhammad saw agar jangan mudah sakit hati. “Karena dakwah Nabi tak akan berhasil jika mudah marah,” ucap Gus Miftah.
Sebelumnya Gus Miftah mengatakan peringatan Maulid Nabi, tahilan, serta haulan, di mayarakat Indonesia hingga kini masih terjaga berkat masih adanya Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Miftah mengaku dirinya termasuk berada di garda depan mengkampanyekan Ahlussunah wal Jama’ah. “Kenapa saya kok menjadi garda terdepan dalam mengkampanyekan tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah? Karena lihat saja Kerajaan Arab saat ini yang dibangun oleh Assaud dengan konsensus pemikiran Abdul Wahab. Saud menjadi negara, Wahabi menjadi ideologinya di sana,” kata Gus Miftah.
Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman itu juga menjelaskan, jauh sebelum itu, amaliyah warag Arab sama dengan Indonesia. Menurutnya, negeri Arab mayoritas Wahabi karena di Arab tidak ada organisasi yang menjaga amaliyah Ahlussunnah wal Jama’ah.
“Di Indonesia amaliyah Ahlussunnah wal Jama’ah itu dijaga oleh NU. Untuk itu, memecah Indonesia itu gampang, hancurkan saja NU, hancurkan Muhammadiyah. Karena merekalah yang terdepan menjaga NKRI,” tegas Gus Miftah.
Dalam ceramahnya itu, Gus Miftah berpesan, anak muda harus ada upaya membuat mereka yang tidak mengerti Maulid, agar tertarik dengan Maulid dan melestarikan tradisinya.
“Maka dari itu syiarkan semuanya. Gunakan medsos untuk syiar Maulid dan haul. Posting-lah yang penting, jangan yang penting posting,” katanya.
Kontributor: Joko Susanto
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/nasional/gus-miftah-beberkan-alasan-kelahiran-nabi-muhammad-diperingati-w5bdi