Jakarta, NU Online
peraih juara 1 Musabaqah Syarh Qawaid Fiqhiyah (MSQF) tingkat nasional 2022, Nilna Zahwa Zahara, mengatakan, dirinya ingin menunjukkan kepada dunia dan semua bahwa perempuan juga mampu bersaing.
Nilna, sapaan akrabnya, senang sekali dapat berpartisipasi pada ajang perlombaan besutan Rabithah al-Ma’ahid al-Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) atau Asosiasi Pesantren NU ini.
Berangkat dari kecakapan dan kemahirannya pada penguasaan bidang yang diujikan, Nilna berhasil menjadi pemenang perempuan pertama. Selain ingin mengukur potensi diri, ia berkata bahwa predikatnya sebagai juara pertama pada perlombaan tersebut bisa menginspirasi dan menjadi pecut semangat santri putri lainnya.
“Pada perlombaan kali ini, juaranya perempuan. Saya ingin membuktikan bahwa perempuan itu bisa. Menjadi perempuan itu nggak boleh menyerah. Perempuan berhak untuk mengekspresikan kemampuannya,” tuturnya kepada NU Online, Jumat (21/10/2022) malam.
Perempuan yang kini nyantri di Pesantren Al-Hikmah 2, Brebes, Jawa Tengah itu berharap, santri putri di seluruh Indonesia agar lebih yakin dan percaya diri terhadap kemampuan pribadi untuk mengikuti berbagai macam kompetisi.
“Semoga ini bisa memotivasi santri putri yang lain untuk lebih semangat mengikuti perlombaan,” ujar putri Rektor Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon KH Marzuki Wahid itu.
Ia juga berharap agar perlombaan serupa bisa diselenggarakan lebih masif lagi dan annual setiap tahunnya. “Semoga tahun depan ada lagi. Baru pertama kali ini ada lomba yang under 19 (di bawah 19 tahun),” beber Nilna.
Perempuan kelahiran Cirebon, Oktober 2004 itu mengaku melakukan persiapan yang cukup mendadak. Dirinya baru mengetahui informasi kompetisi adu pemahaman kaidah hukum Islam itu tiga hari sebelum seleksi.
“To be honest, persiapannya itu cepat banget. Baru dikabari lomba Musabaqah Syarh Qawaid Fiqhiyah ini 3 hari sebelum perlombaan. Seleksi (MSQF) itu pada 18 Oktober 2022. Nah, 15 Oktober baru diberi tahu. Jadi, tiga hari sebelumnya baru mulai berlatih dan menghafalkan,” ungkapnya.
Singkatnya waktu yang ia miliki tak lantas mengendurkan nyali. Berkat dukungan orang tua dan bimbingan para guru, Nilna terus mematangkan kesiapan.
“Dari pondok diantar oleh dua pembina, satu ustadz dan satu ustadzah. Satu ustadz untuk membimbing dan disediakan juga ustadzah perempuan, karena perempuan lebih nyaman dengan perempuan,” ucapnya.
Nilna juga dikenal sebagai siswi yang aktif mengikuti berbagai macam perlombaan, khususnya di bidang keagamaan. Hal tersebut turut membentuk mental yang kuat dalam berkompetisi.
“Alhamdulillah sudah sering ikut lomba. Sejauh ini paling banyak lomba Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) di bidang fiqih hadits,” bebernya.
Sepanjang pengalamannya, ia mengaku telah mengikuti lebih dari 5 ajang MQK. Selain itu, dia juga sering ditunjuk sebagai delegasi sekolah untuk mengikuti sejumlah olimpiade.
“Selain MQK, aku pernah juga mengikuti olimpiade Bahasa Arab di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, pada 2021 dan Olimpiade Nahwu Sharaf,” pungkas Nilna.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.