Para santri di pesantren dan para penimba ilmu di mana pun tentunya dituntut untuk menghapal pelajaran yang diajarkan gurunya. Namun, seringkali mereka mengalami kesulitan dalam melakukannya.
Dalam kaitan ini, Syekh az-Zarnuji sudah berbagi kiat bagi para santri dan pelajar agar mereka lebih cepat dalam menghapal pelajaran, serta mampu menjaga hapalan tersebut agar tidak mudah lupa.
Rupanya, tak hanya bertujuan memiliki hapalan kuat, kiat dari Syekh az-Zarnuji ini juga diharapkan menjadi identitas dan karakter santri yang mampu menjadi pemimpin tangguh di masa mendatang.
Kiat-kiat dimaksud adalah: (1) bersungguh-sungguh dalam menyimak pelajaran dan menghapalkannya; (2) berusaha terus-menerus dan rutin melakukannya; (3) mengurangi makan-minum yang berlebihan, salah satunya dengan memperbanyak puasa sunah; (4) rajin menjalankan shalat malam; (5) rutin membaca Al-Quran dengan cara melihat mushaf.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. “Amal umatku yang paling utama adalah membaca Al-Quran dengan melihat mushafnya.”
Selain itu, Syekh az-Zarnuji juga memberi doa dan amalan khusus kepada para penimba ilmu ketika mengambil kitab atau buku yang akan dipelajari atau dihapalkan. Doanya adalah sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ عَدَدَ كُلِّ حَرْفِ كُتِبَ وَيُكْتَبُ أَبَدَ الْأَبِدِيْنَ وَدَهْرَ الدَّاهِرِيْنَ
bismillâhi wasubhânallâhi wal-hamdulillâhi walâ ilâhaillallâh wallâhu akbar walâhaula walâ quwwata illâ billâhil-‘aliyyil-‘azhîm al-‘azîzil-‘alîm ‘adada kulli harfin kutiba wa yuktabu abadal-abidîn wa dahrad-dahirîn.
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah, maha suci Allah, segala puji milik Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar, dan tiada daya upaya selain pertolongan Allah yang maha tinggi, agung, mulia, dan maha mengetahui, sebanyak semua huruf yang telah ditulis dan akan ditulis selama-lamanya dan sepanjang waktu.”
Kemudian, setiap selesai shalat fardhu, mereka juga dianjurkan membaca:
آمَنْتُ بِاللهِ الْوَاحِدِ الْأَحَدِ الْحَقِّ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَكَفَرْتُ بِمَا سِوَاهُ
âmantu billâhil-wâhidil-ahadil-haqq wahdahu lâ syarîka lah wakafartu bimâ siwâhu.
Artinya, “Aku beriman kepada Allah, Dzat yang maha esa, maha tunggal, serta maha haq. Tidak sekutu bagi-Nya. Dan aku ingkar kepada tuhan selain-Nya.”
Selain kiat dan bacaan di atas, juga disebutkan kiat lainnya, yaitu selalu membaca shalawat, bersiwak setiap waktu, mengonsumci madu, makan kandar dan kismis merah sebanyak 21 butir setiap hari (jika ada).
Di samping menyebutkan kiat-kiat yang mewarisi hapalan kuat, Syekh az-Zarnuji juga menyebutkan hal-hal yang menyebabkan hilangnya hapalan, yaitu perbuatan dosa dan maksiat, pikiran yang sedih dan bingung, terlalu banyak kesibukan dan hubungan yang tidak bermanfaat. Namun, semua itu dapat ditepis dengan cara memperbanyak shalat yang khusyu, fokus menghasilkan ilmu, dan senantiasa bertawakal kepada Allah. (Lihat: az-Zarnuji, Ta’limul-Muta’allim, halaman 41-42).
Itulah sejumlah kiat bagi pelajar dan santri untuk memperkuat dan menjaga hapalan mereka. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.
Ustadz Tatam Wijaya, alumnus Pondok Pesantren Raudhatul Hafizhiyyah Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin” Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.