Semarang, NU Online Jateng
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar upacara peringatan Hari Santri 2022 di Alun-alun Kota Semarang, Sabtu (22/10/2022). Dalam upacara tersebut, ratusan santri mengikuti upacara dengan khidmat.
Wakil Gubernur Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimoen mengatakan, pemilihan lokasi upacara bukan tanpa alasan. Menurutnya, alun-alun merupakan tempat berkumpul dan simbol eratnya hubungan harmonis masyarakat.
“Kita melihat bahwa santri yang ada di belakang saya, identik dengan masjidnya yang kokoh itu, selalu berdampingan dengan alun-alun, yang mana alun-alun ini sarana untuk mempererat kemanusiaan dan kemasyarakatan,” tutur Gus Yasin sapaan Wagub Taj Yasin saat menjadi Inspektur upacara Hari Santri.
Disampaikan, keberadaan masjid yang dekat dengan alun-alun strategis menjadi sarana syiar Islam. Di sisi lain aktivitas santri di masjid dapat berkontribusi pula pada kegiatan kemasyarakatan dan kemanusiaan yang diselenggarakan di alun-alun.
Dalam tata letaknya lanjutnya, alun-alun Kota Semarang juga berdampingan dengan Pasar Johar, yang pada tahun 1933 dikenal sebagai pasar tradisional termegah di Asia Tenggara dan memiliki komoditi lengkap. Mengambil peran di bidang ekonomi, santri bisa ikut menghidupkan perekonomian pedagang di pasar tersebut.
“Para santri juga ikut andil dalam mensejahterakan Indonesia dan mensejahterakan masyarakat dengan dekat roda perekonomian yang ada di sekitar sini yaitu Pasar Johar,” terangnya.
Panglima Santri Gayeng Nusantara ini juga menjelaskan, Kampung Kauman yang masih berada satu lingkup dengan Alun-alun Kota Semarang. Menurutnya, Etnis Arab, Tionghoa, dan Jawa tinggal di tempat tersebut dengan harmonis.
Maka dari itu sambungnya, lingkungan di Alun-alun Kota Semarang bisa menjadi representasi kerukunan hidup berbangsa dan bernegara. Dirinya mengakui bahwa membangun kerukunan inilah yang saat ini masih menjadi tantangan bangsa.
“Ada Arabnya, ada Tionghoa, ada suku Jawa yang mereka berbeda, tetapi bersama. Mereka berbeda, tapi tetap Indonesia,” ungkapnya.
Usai menjadi inspektur upacara, Wagub Taj Yasin berjalan menuju serambi Masjid Agung Kauman Semarang untuk menghadiri sarasehan bersama santri dan pelajar Kota Semarang. Bertemu dengan para santri dan pelajar, putra ulama kharismatik almaghfurlah KH Maimoen Zubair itu menekankan bahwa ideologi Pancasila sudah final.
“Ideologi Pancasila sudah menjadi kesepakatan para founding fathers yang di dalamnya ada para kiai,” ucapnya.
Dikatakan, bagi seorang muslim, kesepakatan adalah janji yang harus ditepati. Karena para kiai sudah sepakat dengan ideologi Pancasila, maka santri pun harus taat.
“Tidak ada alasan untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain, karena terbukti mampu mempersatukan perbedaan dan setiap warga negara bisa menjalankan ibadahnya dengan aman dan nyaman,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat